Telset.id, Jakarta – ByteDance tengah menghadapi tekanan besar dari pemerintah Amerika Serikat. Berdasarkan anti-TikTok bill yang akan berlaku mulai Januari 2024, ByteDance harus menjual TikTok ke entitas berbasis di AS atau menghadapi pemblokiran total.
Sebagaimana dilaporkan Android Headlines, aturan ini lahir dari kekhawatiran terkait privasi data dan potensi pengaruh asing terhadap warga AS melalui platform tersebut.
Di tengah situasi ini, muncul Project Liberty, kelompok investasi asal AS yang menyatakan kesiapan untuk membeli TikTok dengan dana awal sebesar USD20 miliar (sekitar Rp316 triliun). Proses ini diperkirakan akan melibatkan Committee on Foreign Investment in the United States (CFIUS), badan yang menentukan kelayakan pembeli dalam transaksi yang melibatkan entitas asing.
BACA JUGA:
- Lihat Peluang Besar, Mantan Bos Activision Mau Akuisisi TikTok
- Kanada Minta TikTok Hentikan Operasi Demi Keamanan
Jika berhasil mengambil alih TikTok, Project Liberty memiliki visi untuk merombak model bisnis dan operasional platform ini.
Tomicah Tillemann, Presiden Project Liberty, menyebut model bisnis TikTok saat ini sebagai “ekonomi berbasis perhatian” yang dinilai adiktif. Mereka berencana menggantinya dengan “ekonomi berbasis niat” yang memungkinkan pengguna untuk lebih aktif memilih jenis konten yang ingin mereka konsumsi.
Platform ini juga akan memberikan pengguna lebih banyak kendali atas data pribadi mereka serta memungkinkan konten TikTok untuk dibagikan ke platform sosial lainnya.
Tillemann mengkritik perbedaan konten antara TikTok versi AS dan Tiongkok. Ia menyebutkan bahwa versi AS lebih menyerupai “junk food,” sedangkan versi Tiongkok menawarkan “vegetables” yang lebih mendidik. Transformasi konten ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan pengalaman pengguna.
Meskipun transformasi besar direncanakan, Tillemann memastikan tidak akan ada perubahan besar dalam pengalaman pengguna pada tahap awal setelah akuisisi. Fokus awal adalah mempertahankan stabilitas operasional platform. Namun, dalam jangka panjang, perubahan ini dapat membawa dampak signifikan terhadap cara TikTok digunakan di AS.
Pro dan Kontra Penjualan TikTok
- Pengguna AS dapat terus menikmati platform tanpa terganggu oleh regulasi.
- Transformasi ke model ekonomi berbasis niat dapat menciptakan pengalaman yang lebih sehat dan bermanfaat.
- ByteDance masih menolak menjual TikTok, dan langkah hukum di Mahkamah Agung bisa menjadi upaya terakhir untuk menghindari penjualan.
- Penentuan nilai sebenarnya TikTok masih menjadi misteri, meskipun Project Liberty percaya USD20 miliar cukup untuk memulai pembicaraan.
Bagaimanapun, penjualan TikTok ke Project Liberty dapat menjadi solusi untuk mengatasi konflik regulasi di AS. Namun, keberhasilan akuisisi ini bergantung pada kesepakatan antara ByteDance dan badan pengatur seperti CFIUS.
BACA JUGA:
- Kembali Beroperasi, Ini Cara Belanja di TikTok Shop Indonesia
- Waduh! TikTok Ternyata Sadar Punya Dampak Buruk Buat Remaja
Jika berhasil, transformasi model bisnis dan konten TikTok dapat mengubah cara platform ini digunakan, memberikan pengguna pengalaman yang lebih bermanfaat, serta memperkuat kontrol terhadap data pribadi.