Benarkah Manusia Titik Terlemah Sistem Keamanan Perusahaan?

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta – Menurut laporan FBI pada Juni 2016 lalu, terdapat 18 juta contoh malware baru dilaporkan, artinya ada 200.000 malware baru per hari. Sejak awal tahun rata-rata serangan ransomware terjadi 4.000 kali per hari, naik 300% dibanding tahun sebelumnya. Berimbas semakin seringnya dunia usaha mendapat serangan ransomware, dimana fokus serangan dilakukan dengan cara phishing email.

Phishing adalah contoh dari teknik rekayasa sosial yang digunakan untuk menipu pengguna, mengeksploitasi kelemahan dalam keamanan web, email phishing biasanya berisi pesan penipuan yang mengatasnamakan perusahaan atau institusi tertentu seperti Universitas, penyedia layanan internet, bank atau institusi pemerintah, serangan ini bertujuan untuk memanipulasi manusia.

Phishing email terus tumbuh sebagai vektor serangan untuk ransomware. Kejutan lain diberikan oleh laporan PhisMe awal tahun ini, dari semua phising email yang mereka kumpulkan pada Q1 2016, 92% diantaranya mengandung ransomware. Lebih menakutkan lagi, pada Q3 2016 temuan mereka meningkat hingga 97,25%.

Studi Dr. Zinaida Benenson, Kepala IT Security Lab Universitas Erlangen Nuremberg Jerman yang dilakukan di Friedrich Alexander Universitas (FAU) dan disajikan di Black Hat USA 2016 menyimpulkan bahwa pengguna komputer lebih rentan terhadap serangan phishing daripada yang diduga. Hanya 78% responden menyatakan dalam kuesioner mereka sadar akan risiko tautan yang tidak dikenal.

Pada kelompok pertama yang diuji menggunakan mock phishing email, 20% responden mengatakan mereka mengklik tautan dalam email, tapi sesungguhnya 45% dari mereka yang melakukan klik tautan tersebut. Pada kelompok kedua, 16% responden mengatakan mereka mengklik tautan dalam email, namun kenyataannya ada 25% responden yang mengklik.

Dengan kata lain mayoritas orang akan tetap mengklik tautan berisiko yang tidak dikenal. Apalagi jika email tersebut berasal dari perusahaan atau institusi yang kredibel probabilitas mengklik tautan bisa jauh lebih besar sehingga kemungkinan komputer terinfeksi malware juga sangat besar, faktor inilah yang menunjukkan bahwa manusia menjadi titik terlemah dalam sistem keamanan suatu perusahaan.

Technical Consultan PT Prosperita – ESET Indonesia, Yudhi Kukuh mengatakan bahwa, Phishing email sebenarnya bukan barang baru dalam dunia kejahatan cyber, teknik ini merupakan cara konvensional yang paling umum digunakan untuk menyebar malware.

“Masih banyaknya perusahaan atau individu terinfeksi melalui cara ini membuktikan bahwa masih lemahnya kesadaran banyak pihak tentang pentingnya kesadaran keamanan internet,”katanya.

Selain itu Yudhi juga memberikan beberapa langkah-langkah pengamanan untuk mencegah penularan infeksi ransomware baik untuk individu maupun perusahaan sebagai berikut:

  • Studi yang dilakukan Dr. Zinaida Benenson sangat cocok menjadi rujukan bagi perusahaan untuk mulai serius meningkatkan wawasan dan pengetahuan SDM-nya akan keamanan data. Sosialisasikan secara berkala teknik dan prinsip-prinsip keamanan data.
  • Menambal sistem operasi, software, dan firmware pada perangkat. Semua titik akhir harus ditambal untuk mencegah dan meminimalisir kerentanan. Hal ini dapat dilakukan lebih mudah melalui sistem manajemen terpusat.
  • Pastikan menggunakan Antispam dan Antimalware pada server email perusahaan untuk pencegahan di titik terluar dari sebuah email yang masuk sehingga penerima email tidak akan menerima email yang tidak dikehendaki.
  • Pastikan menginstall produk keamanan atau Antivirus yang memiliki fitur tambahan Antiransomware, Antispam dan Antiphising yang dapat mencegah pengguna mengakses situs palsu dan fitur anti malware yang berfungsi untuk menghalau virus yang terdapat pada situs-situs palsu tersebut.
  • Mengelola penggunaan akun administrator, dimana pengguna tidak diberi akses administratif kecuali benarbenar diperlukan. Akun administrator digunakan untuk hal-hal penting yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan.
  • Membatasi hak akses file, direktori, dan jaringan berbagi. Pengguna yang hanya butuh membaca file tertentu tidak harus memiliki akses edit, direktori atau share. Mengkonfigurasi kontrol akses dengan meminimalisasi penggunaannya.
  • Menonaktifkan skrip makro dari file office yang ditransmisikan melalui e-mail. Pertimbangkan untuk menggunakan software Office alternatif untuk membuka file Microsoft Office yang dikirimkan melalui e-mail bukan aplikasi office suite.
  • Menerapkan kebijakan pembatasan perangkat lunak (SRP) atau kontrol lain untuk mencegah eksekusi program di lokasi umumnya ransomware beraksi, seperti folder temporary yang mendukung browser populer Internet, atau program kompresi/dekompresi, termasuk yang terletak di folder AppData/LocalAppData.
  • Lakukan backup berkala, pastikan back up tidak terhubung ke komputer dan jaringan yang diamankan. Backup sangat penting dalam kasus ransomware, jika komputer perusahaan terinfeksi, backup menjadi cara terbaik untuk memulihkan data penting.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI