Telset.id, Jakarta – Presiden Jokowi telah memberi tanggapan atas insiden kebocoran data yang dilakukan oleh peretas Bjorka. Dimana sekitar 6 juta data NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan telah bocor.
Kejadian kebocoran data ini juga dikabarkan berdampak pada data pribadi Presiden Jokowi serta kedua anaknya, Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep, yang turut bocor. Menyikapi situasi ini, Jokowi menekankan pentingnya langkah mitigasi segera agar kebocoran data serupa tidak terulang di masa mendatang.
Dalam pernyataannya saat mengunjungi Pasar Dukuh Kupang, Surabaya, pada Jumat (20/9), Jokowi menyebutkan bahwa insiden serangan siber bukan hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga dialami oleh negara-negara lain. Oleh karena itu, ia meminta otoritas terkait untuk segera melakukan langkah-langkah pencegahan dan penanganan.
BACA JUGA:
- Hacker Bjorka Bocorkan Jutaan NPWP, Ada Data Milik Jokowi
- APJII Rilis Survei Penetrasi Internet di Daerah Tertinggal, 82,6% Terhubung
“Segera dimitigasi semuanya, karena banyak negara juga mengalami hal yang sama,” ungkap Jokowi.
Ia menegaskan bahwa langkah mitigasi ini harus dilakukan secepat mungkin untuk mencegah terjadinya serangan siber yang membahayakan data pribadi masyarakat dan pejabat negara.
Peretas Bjorka, yang sebelumnya membuat heboh Indonesia dengan aksinya beberapa tahun lalu, kembali muncul dengan menjual jutaan data NPWP di forum online Breach Forums.
Data-data yang dijual mencakup informasi penting seperti NIK, NPWP, alamat, nomor telepon, dan email, termasuk milik Presiden Jokowi, Gibran, Kaesang, serta beberapa menteri seperti Sri Mulyani.
Data ini dikabarkan dijual dengan harga sekitar Rp150 juta, menurut laporan pendiri Ethical Hacker Indonesia, Teguh Aprianto. Kebocoran data ini semakin memperkuat pentingnya pengamanan data pribadi di era digital.
Jokowi juga berharap mitigasi serangan siber dapat segera dilakukan agar insiden serupa tidak kembali terjadi di masa depan. “Yang paling penting dimitigasi secepat-cepatnya dan tidak kejadian lagi,” tambahnya.
BACA JUGA:
- Pusat Data Nasional Diserang Virus Ransomware, Hacker Tuntut Rp 131 Miliar
- Gegara Peretasan PDN, Budi Arie Dipaksa Mundur dari Menkominfo
Kebocoran data ini sekali lagi menunjukkan betapa pentingnya keamanan siber, terutama ketika data sensitif seperti NPWP dan informasi pribadi pejabat negara dapat menjadi target serangan. Langkah mitigasi yang tepat menjadi kunci dalam menjaga keamanan data di era digital ini.