Telset.id, Jakarta – CEO Uber, Travis Kalanick baru saja dilengserkan oleh mayoritas investor di perusahaan ride-sharing itu. Hingga kini belum ada orang yang ditunjuk sebagai pengganti Kalanick. Menariknya, nama Barack Obama muncul sebagai kandidat yang diusulkan untuk menjadi orang nomor satu di Uber.
Pengunduran diri Kalanick sebagai CEO ternyata mendapat penolakan dari karyawannya, yang mengajukan petisi untuk memintanya kembali jadi CEO Uber. Meski kemungkinan Kalanick kembali tetap ada, namun nyatanya pihak investor lebih memilih untuk mencari orang baru.
Salah satu nama yang dinilai layak untuk menjadi kandidat untuk memimpin Uber adalah Barack Obama. Mantan presiden Amerika Serikat itu dianggap memiliki kapasitas dan menjadi pilihan yang “out of the box” sebagai pengganti Kalanick.
[Baca Juga : Dipaksa Mundur Investor, CEO Uber Akhirnya Lengser]
Saran untuk memilih Presiden ke-44 AS itu datang dari Managing Director Global of Global Equities Research, Trip Chowdhry. Menurutnya, Obama akan menjadi CEO yang luar biasa bagi Uber.
“Para developer percaya bahwa Barack Obama, mungkin akan menjadi pimpinan baru Uber. Dia akan menjadi CEO yang luar biasa, ‘out of the box’ dan CEO yang sempurna untuk Uber,” kata Chowdhry, seperti dilansir The Street.
Chowdhry sendiri mengakui valuasi Uber kemungkinan besar akan tetap “jeblok”, meski Obama ditunjuk menjadi CEO. Tapi, menurutnya, kehadiran Obama bisa menjadi langkah yang cerdas untuk mencegah Uber benar-benar hancur.
Sebelumnya, Kalanick secara resmi sudah mundur dari jabatannya sejak 21 Juni 2017 lalu. Namun kepergian Kalanick justru disayangkan oleh para karyawannya. Tak terima, pegawai Uber ajukan petisi minta Kalanick kembali jadi CEO.
[Baca juga: Pegawai Uber Minta Travis Kalanick Kembali Jadi CEO]
Setidaknya sebanyak 1.000 karyawan Uber menandatangani petisi agar pendiri Uber itu dapat kembali menjadi CEO. Menurut laporan, petisi yang ditujukan kepada Dewan Direksi Uber itu ditandatangani secara anonim. Jumlah karyawan yang menandatangani petisi sekitar 10 persen dari total pekerja non-pengemudi Uber.
Kalanick sendiri merupakan salah satu pendiri dari penyedia jasa angkutan online Uber. Dia menjabat menjadi CEO Uber semenjak 2009, sebelum harus mundur dari jabatan tersebut atas permintaan para pemegang saham. [NC/HBS]