Telset.id, Jakarta – Setelah ditolak oleh operator AT&T dan Verizon, ponsel Huawei semakin mendapatkan penolakan di Amerika Serikat (AS). Enam kepala intelijen AS, termasuk kepala FBI, CIA, dan NSA, mengatakan kepada warga setempat untuk tidak membeli produk atau layanan produsen asal China tersebut. Ada apa sebenarnya dengan ponsel Huawei?
Dalam pertemuannya dengan Komite Intelijen Senat, Direktur FBI, Chris Wray, mengatakan bahwa bahaya jika perusahaan asing menguasai jaringan telekomunikasi entitas penting AS.
“Sangat berisiko mengizinkan setiap perusahaan atau entitas yang terikat kepada pemerintah asing untuk mendapatkan kekuasaan di dalam jaringan telekomunikasi kami,” ujar Chris Wray kepada Komite Intelijen Senat, seperti dilansir dari Engadget.
Sekadar informasi, tahun lalu Huawei sebenarnya hampir melakukan kesepakatan dengan operator AT&T. Namun, sang calon mitra kemudian membatalkan rencana lantaran mendapat tekanan dari Kongres AS.
[Baca juga: Penasihat Keamanan Gedung Putih Dicopot karena ‘Proposal 5G’]
CEO Huawei, Richard Yu, merasa frustasi dengan penolakan pemerintah AS. Sebab, selama ini, 90 persen produk Huawei dipasarkan di wilayah Negeri Paman Sam itu. Beruntung, Huawei masih bisa menjual Mate 10 Pro versi unlock via Amazon, Best Buy, dan reseller lain.
Meski demikian, penetrasi Huawei sepertinya bakal mentok. Pemerintah AS telah mencoba memblokir Huawei dari kontrak. Mereka juga menyarankan kepada operator swasta dan ISP untuk tidak menggunakan peralatan telekomunikasi Huawei.
“Huawei menyediakan kemampuan untuk memodifikasi atau mencuri informasi dari kami. Strategi yang mereka gunakan seperti spionase. Ada tapi tidak terdeteksi,” klaim Wray.
Beberapa waktu terakhir, Huawei memang telah melakukan lompatan besar. Huawei mampu menyaingi produk pesaing dalam hal teknologi maupun desain. Pemerintah AS seolah tak terima dengan kenyataan itu. Maka, dimulailah drama penolakan ini.
Pemerintahan Donald Trump memang terkenal sering mengambil kebijakan jauh lebih frontal dibanding era Barack Obama. Maklum, peran China mulai mendominasi. Mereka bergerilya untuk mencoba mengakuisisi perusahaan-perusahaan AS.
Bulan ini, perusahaan AT&T dipaksa membatalkan rencana penawaran handset buatan perusahaan China, Huawei. Manuver tersebut dilakukan setelah beberapa anggota kongres melobi pemerintah untuk menghalangi rangkaian akuisisi perusahaan oleh China dengan alasan keamanan nasional.
Tak cukup sampai disitu, satuan keamanan nasional Presiden AS juga sedang menimbang opsi membangun jaringan nirkabel supercepat 5G guna mengadang ancaman China. Mereka ingin menggagalkan usaha Negeri Tirai Bambu dalam memata-matai aktivitas telepon para pejabat AS.
[Baca juga: Antisipasi Spionase China, AS Siapkan Jaringan 5G]
Pejabat senior pemerintahan Trump mengatakan bahwa opsi tersebut kini sedang diperdebatkan oleh pegawai eselon rendah pemerintah AS. Jika tak ada aral, enam bulan lagi, hasil kajian mereka bakal disampaikan kepada sang presiden.
“Konsep 5G digagas untuk melawan ancaman China. Keamanan siber dan ekonomi AS terancam,” ujar pejabat di pemerintahan Trump, seperti dikutip CNET beberapa waktu lalu. [SN/HBS]