Asuransi untuk Seller, Strategi Anyar E-commerce

Telset.id, Jakarta – Kinerja industri E-commerce domestik semakin moncer akhir akhir ini. Ini juga menjadikanmua magnet bagi hampir seluruh industri lainnya.

Persaingan pun menjadi makin ketat, seluruh pemain mengeluarkan jurus strategi masing-masing. Salah satunya adalah memfasilitasi seller atau penjual dengan banyak kemudahan seperti asuransi.

“Kami ingin memperlakukan seller sebagai keluarga. Mereka juga memerlukan proteksi dan jaminan,” ujar Chief Sales & Marketing Officer Elevenia Edward Kilian dalam acara HUT ke-4 elevenia di Jakarta, Rabu (14/3/2018).

Pantas saja, karena jumlah seller di Elevenia masih kalah banyak dibandingkan kompetitornya. Ibarat perang, masih kurang senjata.

Pria yang akrab disapa Kiki ini mengakui kebijakan ini sepenuhnya gratis. Jadi, para penjual tak perlu bayar premi bulanan.

Asuransi ini akan memberikan santunan hingga Rp25 juta jika meninggal dunia akibat kecelakaan dan Rp2,5 juta untuk perawatan di RS jika kecelakaan.

[Baca juga: 25 Pejabat Indonesia Belajar E-Commerce di Alibaba]

“Untuk asuransi kecelakaan itu gratis untuk seller. Jadi sama sekali tak ada hidden cost. Cukup langsung isi form saja,” tegas Kiki.

Tak hanya itu, anggota anyar grup Salim ini juga menyiapkan fasilitas lain buat seller. Namun sebagai kompensasinya, seller dikenakan fee untuk setiap transaksi.

“Kami tidak seperti yang lain. Strategi ini mungkin kurang menarik tapi ini untuk perusahaan lebih sehat. Kalau semua gratis seller juga tidak serius,” pungkas dia.

Sebelumnya, Pemerintah Indonesia serius menyikapi perkembangan bisnis e-commerce yang semakin berkembang pesat. Untuk itu, pemerintah telah mengirim 25 pejabat eselon satu dari 10 instansi ke markas raksasa e-commerce Alibaba di Hangzou, China, untuk mempelajarinya secara mendalam.

Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) Rudiantara menjelaskan bahwa pengetahuan dalam bisnis digital semakin mutlak diperlukan pejabat pemerintah karena semua lini bisnis sudah menggunakannya.

Rudiantara menyebutkan bahwa pengetahuan menyeluruh disektor teknologi itu akan membuat pemerintah tidak mengeluarkan peraturan yang salah.

 “Jadi kalau kita lihat gajah, tidak hanya pegang ekornya lalu dibilang sapu, pegang kupingnya dikira tampah atau kakinya dibilang seperti pohon. Ini harus dilihat secara menyeluruh dengan menemui langsung ke pusatnya,” tutur Rudiantara.

Dipilihnya Alibaba bukan tanpa alasan, karena perusahaan tersebut memiliki hampir semua lini e-commerce sehingga bisa menjadi sumber pelajaran yang bagus. Dia juga mengaku terus memantau para pejabat itu untuk mengetahui perkembanganya. [WS/HBS]

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKAIT

REKOMENDASI
ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI