Amerika Mau Larang Penggunaan DeepSeek, Ada Denda Rp1,5 Triliun

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta – Amerika Serikat terus memperketat kebijakan teknologinya terhadap China dengan usulan larang penggunaan kecerdasan buatan (AI) buatan China, seperti chatbot terbaru DeepSeek.

RUU baru yang diajukan oleh Senator Republik Josh Hawley bertujuan untuk melarang impor, distribusi, dan penggunaan teknologi AI dari China, termasuk AI pesaing ChatGPT, DeepSeek.

Selain itu, RUU ini juga membatasi keterlibatan warga AS dalam riset dan pengembangan AI di China serta melarang kerja sama dengan entitas China yang terkait dengan riset AI. Jika disahkan, regulasi ini akan memperburuk ketegangan dalam perang dagang teknologi antara AS dan China.

BACA JUGA:

RUU ini tidak hanya melarang penggunaan AI dari China tetapi juga mengancam sanksi berat bagi individu dan perusahaan yang melanggar aturan. Perusahaan yang melanggar dapat dikenakan denda hingga $100 juta (Rp1,5 triliun) serta kehilangan akses terhadap kontrak dan bantuan federal selama lima tahun.

Sementara itu, individu yang melanggar dapat dikenakan denda hingga $1 juta (Rp15 miliar) dengan potensi hukuman penjara. Pelanggar juga dapat dikenakan denda perdata tiga kali lipat dari kerugian yang dialami pemerintah AS.

Alasan utama di balik usulan ini adalah kekhawatiran terhadap keamanan nasional dan dominasi industri AI. DeepSeek dan AI China lainnya dianggap sebagai ancaman bagi keamanan nasional AS.

Pemerintah AS mengkhawatirkan potensi penyalahgunaan AI oleh China dalam spionase, pengumpulan data, dan operasi militer. Bahkan, NASA dan Angkatan Laut AS telah melarang penggunaan DeepSeek. Selain itu, AS ingin memastikan bahwa industri AI domestiknya tetap kompetitif.

Jika AI China semakin mendominasi pasar, perusahaan AI AS seperti OpenAI dan Google DeepMind bisa kehilangan keunggulannya. Kebijakan ini juga sejalan dengan strategi AS dalam membatasi ekspor teknologi canggih ke China, seperti larangan ekspor chip AI dari Nvidia. Dengan melarang AI buatan China, AS juga mencegah penyebaran teknologi yang dapat memperkuat industri AI China.

Jika aturan ini mulai berlaku dalam 180 hari setelah disahkan, akan ada dampak besar bagi industri teknologi di AS maupun secara global. Bisnis yang bergantung pada AI China harus mencari alternatif lain seperti ChatGPT, Gemini, atau AI open-source.

Kolaborasi riset dan pengembangan antara AS dan China akan semakin terbatas, yang berpotensi menghambat inovasi global. Di sisi lain, China mungkin akan membalas dengan kebijakan serupa, seperti melarang teknologi AI AS atau membatasi akses perusahaan AS ke pasar teknologi China.

Kepusuan larang penggunaan AI China seperti DeepSeek ini menunjukkan bagaimana Amerika Serikat semakin agresif dalam melindungi industrinya dan membatasi pengaruh teknologi China.

BACA JUGA:

Dengan ancaman denda besar dan pembatasan riset AI, aturan ini berpotensi mengubah lanskap industri AI global. Perusahaan dan individu yang bergantung pada AI buatan China sebaiknya mulai mempersiapkan strategi alternatif sebelum aturan ini diberlakukan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI