Telset.id, Jakarta – PT XL Axiata hari ini mengumumkan hasil audit untuk periode sembilan bulan pertama yang berakhir per 30 September 2016. Pada triwulan ketiga tahun 2016, pendapatan XL tumbuh 2% QoQ, membalikkan tren penurunan yang terjadi selama 2 kuartal terakhir.
Pertumbuhan ini didorong oleh pertumbuhan pada pendapatan data yang mampu mengimbangi penurunan pada pendapatan “Legacy Service” (Voice dan SMS), terutama karena substitusi layanan data.
Namun, pendapatan kotor rata (flat) QoQ di kuartal ketiga tahun 2016 karena pendapatan sewa menara turun setelah selesainya penjualan dan penyewaan kembali menara ke ke Protelindo pada pada triwulan sebelumnya.
Basis pelanggan XL tumbuh dengan penambahan 1 juta pelanggan pada triwulan ini, menjadi total 45 juta, 8% lebih tinggi dari basis pelanggan tahun lalu. ARPU blended XL meningkat menjadi lebih dari Rp 36.000 pada periode 9 bulan di 2016 ini, atau 13% lebih tinggi dari Rp 32.000 di periode yang sama tahun lalu.
Laba XL sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) sedikit menurun QoQ pada 3Q 16. Hal ini terjadi sebagai dampak dari penjualan menara, dan biaya sewa kembali yang lebih tinggi.
Meskipun demikian, pada periode 9 bulan di 2016, EBITDA meningkat 3% YoY menjadi Rp 6,2 triliun, sementara margin juga telah meningkat 2,8% YoY menjadi 38,6%, sebagai hasil dari fokus XL pada profitabilitas yang merupakan inti dari agenda Transformasi.
Penetrasi smartphone XL juga meningkat 21% menjadi 60% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. XL saat ini memiliki 27,1 juta pelanggan smartphone per akhir September 2016, meningkat 71% YoY dari periode yang sama tahun lalu.
Tingkat pemakaian layanan data juga terus bertambah seiring dengan meningkatnya trafik 4G LTE hingga hampir 30x sejak peluncuran secara komersial 4G LTE pada November 2015. Rata-rata penggunaan smartphone mencapai lebih dari dua kali lipat, yang mendorong kenaikan trafik secara total di seluruh jaringan XL hingga 146% YoY.
Seiring dengan agenda Transformasi, XL telah berhasil menyelesaikan tujuan pengelolaan Neraca Keuangan (Balance Sheet Management) untuk mengurangi dan meminimalkan dampak fluktuasi forex.
Karena itu, dengan selesainya proses rights issue, dan penjualan menara serta transaksi penyewaan kembali menara tersebut, pada triwulan sebelumnya, posisi leverage yang dimiliki XL telah kembali seperti pada masa pra-akuisisi AXIS. Hal ini memberikan XL kekuatan dan fleksibilitas neraca yang memadai.
Peningkatan terbesar adalah pada laba bersih di mana XL mencatat Laba sebesar Rp 160 miliar dibandingkan dengan kerugian sebesar Rp 507 miliar tahun lalu. Hal ini terjadi karena dampak positif penguatan Rupiah terhadap US Dollar, dan keuntungan dari penjualan menara ke Protelindo pada periode tersebut.
“Kami terus fokus untuk meningkatkan cakupan wilayah dan kualitas jaringan data untuk menempatkan XL sebagai Mobile Internet Leader di Indonesia. Ini merupakan bagian dari Strategi Transformasi XL,” kata Presiden Direktur & CEO XL, Dian Siswarini.
Dian berharap, hasil tersebut dapat menjadi momentum pertumbuhan yang kuat dan berkelanjutan pada kinerja keuangan dan operasi XL.[HBS]