Telset.id, Jakarta – Pemerintah Indonesia akan menerapkan aturan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) kepada para produsen ponsel 4G yang ingin menjual produknya di Indonesia. Aturan ini mendapat kritikan dari American Chamber of Commerce (seperti KADIN di Indonesia), karena dianggap justru akan merugikan Indonesia. Kenapa?
Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Perindustrian telah menandatangani peraturan yang mengharuskan produk ponsel dan perangkat jaringan berteknologi generasi keempat (4G) memiliki tingkat kandungan lokal dalam negeri (TKDN) minimal 30% dan 40%.
Aturan yang efektif berlaku mulai 1 Januari 2017 ini mewajibkan semua smartphone 4G LTE FDD harus mempunyai kandungan lokal minimal 30%. Sementara untuk aturan LTE TDD, akan diterapkan pada tahun berikutnya atau pada 2019.
Namun seperti dilansir dari Android Authority, sejumlah entitas di bidang teknologi khawatir dengan aturan ini, karena diklaim akan membawa kerugian untuk Indonesia daripada membawa keuntungan. Karena kemungkinan besar produsen akan memutuskan untuk tidak melalukan bisnis di bidang smartphone di Indonesia.
[Baca Juga: Investasi Besar, Lenovo: Indonesia Pasar yang Besar]
“Kami khawatir bahwa pendekatan yang diambil dalam rancangan peraturan ini secara tidak sengaja bisa membatasi akses pada teknologi baru, meningkatkan biaya ICT bagi perusahaan Indonesia, merangsang adanya ‘Black Market’ untuk ponsel, dan membawa konsekuensi yang tidak diinginkan lainnya,” tulis keterangan resmi American Chamber of Commerce.
Diklaim, beberapa perusahaan tersebut bukan hanya memikirkan tentang uang, namun mereka khawatir bahwa Indonesia mungkin tidak memiliki rantai pasokan untuk menghasilkan perangkat mobile berkualitas tinggi.
Namun dengan hadirnya Lenovo yang bersedia untuk membuat smartphone Lenovo dan Motorola di Indonesia, akankah produsen lainnya akan mengikuti langkah dari perusahaan asal Tiongkok ini? [FHP/IF]
