Telset.id, Jakarta – Baru-baru ini, Avast melakukan survey terhadap 700 orang Indonesia untuk mencari tahu bagaimana mereka menilai dan melindungi data di akun online mereka.
Mayoritas dari kita memiliki akun online yang tidak terhitung jumlahnya dan tanpa disadari ternyata kita menyebarkan informasi pribadi melalui World Wide Web. Oleh karena itu, Avast ingin mencari tahu bagaimana orang-orang tidak hanya menganggap berharganya data mereka yang tersimpan di akun online, namun juga bagaimana mereka melindungi informasi mereka agar terhindar jatuh ke tangan yang salah.
Berdasarkan hasil survey, email masih menjadi layanan online yang paling banyak digunakan oleh pengguna di Indonesia yaitu sebanyak 47.1%, diikuti oleh Facebook dengan 29.5%. Tidak hanya sebagai layanan online yang paling banyak digunakan, email juga dianggap penting oleh hampir setengah pengguna di Indonesia.
Executive Vice President and General Manager of the Consumer Business Avast Software, Ondrej Vlcek mengatakan, 97.6% orang Indonesia mengklaim memiliki data berharga pada akun online mereka. Meskipun fakta menunjukan email paling banyak digunakan dan sebagai akun online terpenting bagi pengguna di Indonesia, namun mereka menganggap informasi yang lebih berharga terdapat di akun Amazon.
“Ketika sebagian besar dari kita menganggap informasi yang tersimpan di akun bersifat berharga, penjahat cyber tampaknya tidak setuju. Penjahat cyber dapat mencuri informasi akun meliputi nama pengguna, kata sandi dan rincian kartu kredit melalui pembobolan keamanan serta menjual data tersebut di darknet hanya seharga $2 atau kurang tergantung nilai tukar Bitcoin,” ujar Ondrej di Hotel Pullman Jakarta, Kamis (30/3/2017).
Lebih lanjut Ondrej menjelaskan, setelah layanan utama seperti Yahoo dan LinkedIn berhasil dibobol dan munculnya kebocoran data di online, tidak heran jika dua dari lima pengguna di Indonesia (42.9%) tidak yakin mengenai akan keamanan data pribadi mereka.
Lebih dari 35% orang Indonesia tidak pernah mengganti kata sandi mereka meskipun telah diperingati tentang adanya pembobolan data dan 66.3% pengguna mengganti kata sandi pada website yang diretas namun tindakan serupa tidak dilakukan untuk website lain.
Hal ini dapat mengkhawatirkan karena penjahat cyber sering menggunakan informasi pribadi yang didapatkan melalui pembobolan data ke akun lain dengan harapan akun lain tersebut menggunakan kata sandi yang sama.
“Password manager merupakan aplikasi yang dapat membantu Anda dengan menghasilkan kata sandi yang kuat dan unik untuk semua akun Anda serta dengan mudah mengganti kata sandi secara rutin. Sayangnya, hanya 3.2% dari responden yang menggunakan password manager untuk melindungi akun mereka, “ungkapnya. (MS)