Teliti Kandungan Kimia, Ilmuwan Blender iPhone Seperti Jus

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta – iPhone dikenal sebagai smartphone dengan harga yang selangit. Tapi karena demi sebuah penelitian, para ilmuwan tega menghancurkan iPhone dengan cara diblender. Para ilmuwan di Universitas Plymouth ini sedang meneliti kandungan kimia di smartphone.

Mungkin sebagian dari Anda merasa sedih atau gregetan, karena melihat benda mahal itu dihancurkan berkeping-keping menjadi debu, dengan cara diblender. Namun, tidak untuk sebuah sains.

Para ilmuwan di Universitas Plymouth, sengaja memblender iPhone untuk melakukan analisa kimia terhadap apa yang dikandungnya.

Para ilmuwan ini ingin mencampur berbagai elemen yang terkandung dalam sebuah iPhone, untuk mengetahui jumlah elemen langka yang disebut elemen ‘conflict’.

{Baca juga: Di Tangan Ilmuwan, Ponsel Bisa jadi Mikroskop}

Penelitian ini merupakan bagian dari rencana untuk mencari solusi masalah daur ulang dalam jumlah yang besar. Sebab, setiap tahun, ada 1,4 miliar ponsel diproduksi di seluruh dunia.

“Kita semakin bergantung pada ponsel, tetapi berapa banyak dari kita yang benar-benar berpikir apa yang ada di balik layar? Ketika Anda melihat, jawabannya ada banyak tungsten dan kobalt dari zona konflik di Afrika,”

“Ada juga elemen langka seperti neodymium, praseodymium, gadolinium dan disprosium, belum lagi jumlah emas, perak dan elemen bernilai tinggi lainnya,” kata dosen pengajar tentang studi batuan beku, Dr Arjan Dijkstra.

Menurutnya, dengan banyaknya kandungan di dalam ponsel, limbah ponsel perlu ditambang dengan cara mengekstraksi bijih atau kandungan yang bernilai tinggi.

Setelah menghancurkan iPhone, para peneliti mencampurnya dengan natrium peroksida, pada suhu hampir 500C (932F). Mereka kemudian melakukan analisis terperinci dari larutan dalam asam untuk menentukan kandungan kimianya yang tepat.

Hasil menunjukkan ponsel tersebut mengandung 33g zat besi, 13g silikon, dan 7g kromium, serta sejumlah kecil zat melimpah lainnya. Para peneliti mengatakan, ponsel itu juga menampilkan sejumlah ‘critical elements’ termasuk 900mg tungsten dan 70mg kobalt, molibdenum, serta 160mg neodymium dan 30mg praseodymium. Setiap ponsel juga mengandung 90mg perak dan 36mg emas.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa untuk membuat satu ponsel, pekerja perlu menambang 10-15 kg bijih, termasuk 7 kg bijih emas bermutu tinggi, 1 kg bijih tembaga tipikal, 750 g bijih tungsten tipikal dan 200 g bijih nikel tipikal.

“Tambang dapat menjadi bagian dari solusi untuk masalah-masalah dunia. Tetapi kita sekarang berada dalam iklim di mana orang menjadi lebih bertanggung jawab secara sosial dan tertarik pada isi dari apa yang mereka beli,” kata dosen ekonomi geologi, Dr Colin Wilkins.

{Baca juga: Ilmuwan Teliti Otak Buaya Pakai MRI dan Musik Klasik}

Ia mengatakan, beberapa perusahaan telepon seluler besar telah berkomitmen untuk menaikkan tingkat daur ulang mereka. Ini menjadi tanda positif, bahwa masyarakat kini telah berubah.

Dia berharap proyek ini akan mendorong lebih banyak orang untuk bertanya tentang perilaku mereka sendiri. Proyek ini, merupakan kolaborasi para ilmuwan  yang difasilitasi Real World Visuals sebagai bagian dari inisiatif Creative Associates. [BA/HBS]

Sumber: Metro.co.uk

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini


ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI