Telset.id – Perkembangan teknologi tak hanya berfokus pada manusia normal saja. Para pengembang juga menciptakan teknologi-teknologi khusus yang dapat membantu kehidupan para penyandang difabel. Apa saja?
Penyandang difabel terkadang mengalami kesulitan untuk menjalankan berbagai aktifitas. Alasannya beberapa fasilitas publik tidak mengakomodir aktifitas para difabel.
Alhasil, mereka perlu melakukan usaha ekstra untuk beraktifitas. Di tengah situasi sulit yang dihadapi penderita disabilitas, ternyata ada harapan yakni ditawarkan perusahaan teknologi.
{Baca juga: Microsoft Danai Proyek AI untuk Penyandang Difabel}
Perlahan tapi pasti mulai bermunculan teknologi-teknologi canggih yang dibuat untuk membantu kehidupan penyandang difabel. Setidaknya teknologi yang diciptakan ini bisa lebih memudahkan mereka beraktifitas.
Untuk mengulasnya lebih jauh, tim Telset.id sudah merangkum tulisan tentang 7 teknologi yang bisa membantu kehidupan penyandang difabel. Yuk, simak ulasannya!
Deka Robotic Arm
Nama teknologi tersebut adalah Deka Arm yang dibuat oleh oleh Deka Research and Development Corp. Tujuannya sebagai lengan prosthesis untuk membantu para difabel beraktifitas.
Teknologi tersebut dikenal juga dengan sebutan Luke karena terinspirasi dari teknologi tangan buatan milik Luke Skywalker di film Star Wars.
Deka Arm dapat dikendalikan oleh sinyal listrik dari Elektroda Elektromiogram (EMG) yang terhubung ke otot-otot pemakainnya.
EMG yang melekat pada otot akan mengirimkan sinyal ke prosesor lengan untuk ditafsirkan sinyal tersebut dalam sebuah gerakan. Nantinya lengan buatan tersebut akan mengubah sinyal menjadi 10 gerakan yang berbeda.
Kursi Roda iBot
Kursi roda memang menjadi alat bagi penyandang disabilitas khususnya penyandang tunadaksa. Seiring perkembangan teknologi ternyata kursi roda terus bertransformasi.
Kini para ilmuwan telah melahirkan teknologi kursi roda canggih bernama iBot. Teknologi ini dibuat oleh Toyota Motor Corp.
Kursi Roda iBot adalah kursi roda bermotor Four-Wheel-Drive atau penggerak 4 roda yang mampu berjalan di medan kasar dan memanjat tangga.
iBot juga mampu memudahkan pengguna dalam melakukan komunikasi dengan orang lain. Hal ini karena iBot dapat “berdiri” sehingga bisa berkomunikasi secara sejajar.
Untuk mencapai ketinggian yang diinginkan, mesin ini mengangkat roda bagian depan dan berdiri seimbang di dua roda belakang. Kemampuan berdiri juga bisa dilakukan untuk pengguna ketika ingin mengambil barang di tempat yang tinggi.
Kamera 3D untuk Tunanetra
Ilmuwan Massachusetts Institute of Technology (MIT) berhasil ciptakan wearable atau perangkat untuk membantu tunanetra. Alat ini akan menggantikan tongkat untuk menuntun tunanetra berjalan dengan aman.
Alat ini sendiri berbentuk sebuah komputer mini yang terdapat kamera 3D dan dikenakan dengan cara digantungkan di leher.
Selain itu, terdapat juga sabuk dengan haptic vibration untuk memberi sinyal ke pengguna serta papan braille yang menunjukkan benda apa yang ada di depan sang pengguna.
{Baca juga: Salut! Kafe Ini Dilayani Robot yang Dikendalikan Para Difabel}
Cara kerjanya kamera 3D akan mendeteksi keadaan sekitar. Jika dalam jarak terentu terdapat sebuah benda, maka pengguna akan mendapatkan getaran dari sabuk dan dapat mengecek benda apa yang ada di sekelilingnya di papan braille dengan kode tertentu.
Eye Play The Piano
Teknologi Virtual Reality (VR) ternyata dapat dikembangkan untuk membantu penyandang difabel. Produsen VR asal Jepang, Fove bekerja sama dengan Universitas Tsubuka Jepang telah berhasil mengembangkan VR bagi tunadaksa yang ingin bermain piano.
Teknologi VR yang dikembangkan mampu melacak pergerakan mata dan kedipan mata pengguna menjadi perintah untuk menekan tombol di piano.
Teknologi yang bernama Eye Play The Piano berhasil menggantikan tangan penyandang tuna daksa sehingga mereka bisa bermain piano tanpa tangan.
QT Robot
Perusahaan teknologi LuxAI asal Luxemburg merilis robot khusus penyandang tunagrahita atau autisme bernama QT Robot.
Robot tersebut hadir untuk membantu terapi agar mereka dapat berkomunikasi dan melakukan aktifitas dengan baik.
QTrobot dapat menarik perhatian anak dan meningkatkan pembelajaran penyandang tunagrahita. Robot tersebut akan mengajak anak penyandang autisme untuk bermain dan belajar sehingga dapat meningkatkan kemampuan mereka.
Fitur dalam robot tersebut adalah Layar LCD, lengan robotic, kamera 3D dan Full Processor. Metode pembelajaran yang diberikan QTrobot juga dapat disesuaikan berdasarkan kebutuhan anak.
Sound Shirt
Jaket ternyata bisa membantu penyandang tunarungu untuk mendengarkan musik. Di London, Inggris perusahaan mode CuteCircuit merancang jaket yang dapat membuat orang tuli dapat merasakan musik melalui sensasi.
{Baca juga: Sound Shirt, Jaket Pintar yang Bantu Tunarungu Rasakan Musik}
Jaket yang diberi nama Sound Shirt tersebut Cara kerjanya jaket memiliki 16 sensor yang akan memberikan getaran khusus kepada pengguna. Pemakai jaket dapat merasakan alunan biola di lengan dan pukulan drum di punggung.
Implan Koklea
Teknologi Implan Koklea adalah inovasi untuk meningkatan pendengaran penyandang tuna rungu. Implan Koklea adalah alat elektronik yang membantu penderita tuna rungu total untuk mendengar.
Teknologi Implan Koklea terdiri dari Mikrofon, prosesor suara, pemancar dan penerima simulator. Semua perangkat tersebut disempurnakan dengan Badan Implan Elektroda yang ditanam di dalam telinga.
Cara kerja Implan Koklea adalah mikrofon akan menangkap suara dan dikirim ke prosesor suara.
{Baca juga: Microsoft Bikin Kontroler Xbox Khusus Difabel}
Selanjutnya sistem prosesor akan menganalisa gelombang suara dan mengubah gelombang menjadi sinyal khusus.
Tahap berikutnya sinyal akan dikirim ke badan implan untuk diterjemahkan dan diteruskan oleh elektroda atau implus listrik ke saraf pendengaran.
Terakhir pesan akan dihantarkan ke otak, untuk diolah menjadi informasi auditorik atau suara kepada pengguna. Teknologi Implan Elektroda sudah dilakukan sejak tahun 1980-an dan sudah dilakukan di banyak negara di dunia.
Khusus Indonesia, Implan Koklea dapat dilakukan di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo. [NM/HBS]