Teknologi Inovatif yang Membawa Pengalaman Menonton Olahraga bagi Tunanetra

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Bayangkan duduk di tribun stadion, merasakan gemuruh sorak-sorai penonton, tetapi tidak bisa melihat aksi di lapangan. Selama ini, penyandang tunanetra hanya mengandalkan deskripsi audio atau bantuan teman untuk memahami jalannya pertandingan. Namun, tiga startup teknologi—OneCourt, Field of Vision, dan Touch2See—telah menciptakan solusi revolusioner yang mengubah cara tunanetra menikmati olahraga secara real-time.

Inspirasi mereka berawal dari video viral yang menunjukkan seorang tunanetra meraba model mini lapangan dengan bantuan pendamping. Alih-alih sekadar menjadi konten yang cepat terlupakan, video itu memicu ide besar: bagaimana jika teknologi bisa menggantikan peran pendamping tersebut? Kini, ketiga perusahaan ini mengembangkan perangkat yang disebut “penyiaran taktil”—mengubah gerakan bola dan pemain di lapangan menjadi sensasi yang bisa dirasakan melalui jari.

Bagaimana Teknologi Ini Bekerja?

OneCourt, Field of Vision, dan Touch2See memiliki pendekatan berbeda, tetapi tujuan mereka sama: memberikan pengalaman menonton yang lebih inklusif. OneCourt menggunakan sistem berbasis “piksel taktil” yang bekerja seperti braille bergerak, sementara Field of Vision mengandalkan kamera khusus untuk memproses data secara lokal. Touch2See memanfaatkan getaran untuk memberi umpan balik saat terjadi gol, umpan, atau pergantian pemain.

Jerred Mace, CEO OneCourt, menjelaskan, “Teknologi kami mengadopsi prinsip animasi, tetapi alih-alih dilihat, gerakan itu dirasakan.” Sementara itu, John Brimacombe dari Touch2See menekankan pentingnya skalabilitas: “Kami ingin solusi ini terjangkau dan bisa dinikmati lebih banyak orang.”

Revolusi Data Olahraga

Perkembangan ini tak lepas dari revolusi data di dunia olahraga. Klub-klub profesional kini mengandalkan perusahaan seperti Opta Stats dan Catapult Sports untuk mengumpulkan data performa pemain. Data inilah yang menjadi bahan bakar bagi perangkat OneCourt dan Touch2See.

Field of Vision bahkan melangkah lebih jauh dengan mengembangkan kamera berlatensi rendah untuk memastikan tidak ada jeda antara aksi di lapangan dan gerakan di perangkat. “Mengetahui apa yang terjadi saat itu juga dan bisa merayakannya bersama orang lain—itulah keajaiban teknologi ini,” kata Mace.

Umpan Balik Getar dan Audio

Selain melacak posisi bola, perangkat ini juga memberikan umpan balik tambahan. Field of Vision membagi getaran menjadi dua frekuensi—dalam untuk tim tuan rumah dan tinggi untuk tamu. Omar Salem, salah satu pendirinya, menyebutnya sebagai “bahasa getaran” yang bisa dipelajari dalam 10-15 menit.

OneCourt memilih pendekatan berbeda dengan “audio bites”—deskripsi suara yang dihasilkan dari data pelacakan. Touch2See juga sedang mengembangkan fitur serupa dengan suara berbeda untuk masing-masing tim.

Uji Coba di Stadion dan Respons Emosional

Perangkat ini sudah diuji coba di berbagai ajang olahraga. Touch2See digunakan di Olimpiade dan liga Prancis, OneCourt tersedia di pertandingan NBA, sementara Field of Vision dipasang permanen di Aviva Stadium Dublin.

Martin Gordon, penggemar rugby tunanetra, mengaku terkesan saat mencoba Field of Vision. “Saya bisa merasakan permainan, bukan hanya membayangkannya,” katanya. Bahkan, video pengguna tunanetra yang terharu menggunakan perangkat ini sempat viral di media sosial.

Dengan rencana pengembangan versi rumahan, teknologi ini siap membawa pengalaman menonton olahraga yang lebih adil bagi semua—tanpa batas penglihatan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI