Telset.id, Jakarta – Pernahkah Anda mencium bau menyengat ketika sedang memotong rumput. Ternyata rumput yang dipotong tersebut sedang ‘menjerit’ untuk memperingatkan tanaman lain bahwa mereka sedang dalam bahaya.
Sebuah penelitian telah menemukan bahwa tanaman yang sedang mengalami ‘rasa sakit’ akan melepaskan senyawa organik berbau menyengat ke udara.
{Baca juga: Bikin Merinding! Ilmuwan Berhasil Kloning Seekor Kera}
Bau tersebut akan ditangkap tanaman lain sebagai tanda ancaman yang akan terjadi dan mereka kemudian mencoba melindungi diri. Studi ini mendeteksi peringatan dalam bentuk bau yang menyengat yang dikeluarkan oleh jenia tanaman Goldenrod Kanada.
Dari penelitian ini, ditemukan bahwa tanaman yang sedang diserang atau ditebang akan menghasilkan senyawa kimia yang sama meski mereka tidak berhubungan.
Senyawa kimia berupa bau ini menciptakan semacam ‘bahasa universal’ di antara tanaman, sehingga mereka semua dapat saling memperingatkan.
“Mereka semacam berkumpul pada bahasa yang sama, atau tanda-tanda peringatan yang sama, untuk membagikan informasi secara bebas,” ujar Ahli Biologi dari Cornell University, André Kessler.
Dia menambahkan, pertukaran informasi itu menjadi independen tergantung pada seberapa dekat hubungan tanaman itu dengan tetangganya.
Penelitian ini melibatkan tanaman yang ditanam di pot secara individu kemudian ditempatkan di lapangan. Selanjutnya, satu di antara dua tanaman itu ditutupi dengan selongsong kain dan sengaja dirusak oleh kumbang daun
Pot tanaman dan selongsong sengaja digunakan untuk mengesampingkan komunikasi berbasis akar antara tanaman. Eksperimen yang sama juga dilakukan dengan tanaman yang tidak rusak sebagai kontrol.
Setelah beberapa minggu, para ilmuwan mengumpulkan emisi yang dikeluarkan oleh semua tanaman dan menemukan bahwa tanaman di sebelah tanaman yang dikunyah oleh kumbang lebih terlindungi dari kumbang daripada tanaman yang berkelompok.
Para peneliti berpikir ini karena tanaman telah menangkap ‘jeritan’ senyawa kimia yang dilepaskan dari tanaman yang dikunyah dan memicu reaksi pertahanan.
Mereka belum tahu bagaimana cara tanaman menerima pesan ini. Namun para peneliti menduga, sinyal kimia dapat bereaksi dengan membran sel tanaman.
Yang menarik, tanaman tampaknya hanya berbagi informasi antar spesies ketika mereka hidup di zona berbahaya langsung. Di daerah yang cukup aman, bahasa kimia tanaman hanya dapat dipahami antara sesama jenis tanaman.
“Kita menggunkan bahasa kode, jika kita ingin merahasiakannya, dan itulah yang terjadi di sana, tetapi pada tingkat kimia,” katanya.
{Baca juga: Ngeri! T-Rex Raksasa Ditemukan di Kanada, Bobotnya Capai 8 Ton}
“Analogi itu mengejutkan dan kami tidak memyangka,” tambahnya.
Mencari tahu bahan kimia yang tepat yang membantu tanaman melindungi diri mereka dengan lebih baik bisa menjadi kunci untuk pertanian organik dan mengurangi penggunaan pestisida berbahaya di masa depan. Penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal Current Biology. [BA/HBS]
Sumber: The Sun