Telset.id, Jakarta – Facebook blokir Crimson Hexagon, perusahaan data asal Boston. Pemblokiran oleh Facebook dilakukan setelah muncul pemberitaan bahwa Crimson Hexagon melakukan kontrak kerja sama dengan lembaga non-profit Rusia dan pemerintah AS.
“Facebook merasa bertanggung jawab untuk membantu memproteksi informasi orang,” ucap Wakil Presiden Facebook untuk Product Partnership, Ime Archibong, dilansir Gizmodo.
Menurutnya, Facebook akan memperketat akses pihak lain ke data pengguna. Crimson Hexagon mengaku bisa mengakses isi teks dan gambar yang tidak terstruktur milik sosial, publik, maupun sumber data perusahaan.
Perusahan tersebut dicurigai mengumpulkan dan menganalisa data publik Facebook mengatasnamakan klien. Laporan media massa akhirnya mengerucut apakah ada pelanggaran kebijakan Facebook setelah Crimson Hexagon bekerja sama dengan pemerintah.
Chief Technology Officer Crimson Hexagon, Chris Bingham, menyatakan bahwa pihaknya tidak melakukan apapun yang melanggar. Mereka juga tidak mendapatkan akses untuk data publik Facebook.
Crimson Hexagon dan Cambridge Analytica memang memiliki potensi penyalahgunaan meski dari sisi yang berbeda. Cambridge Analytica melibatkan para peneliti yang dicurigai akan menjual data. Sementara Crimson Hexagon mengambil data publik Facebook secara mandiri. Facebook pun tak ingin kejadian Cambridge Analytica kembali terulang sehingga membawa masalah besar bagi perusahaan. (BA/HZ)