Telset.id, Jakarta – Para peneliti di Kyoto University dan National Astronomical Observatory of Japan mendeteksi 12 Superflare Raksasa atau Suar Bintang di AD Leonis, Kurcaci Merah berjarak 16 tahun cahaya.
Sebagai informasi, satu tahun cahaya, yang mengukur jarak di ruang angkasa, sama dengan enam triliun mil.
Katai Merah adalah Bintang terkecil dan paling berlimpah di galaksi kita. Mereka juga Bintang yang berumur panjang.
{Baca juga: Ilmuwan Bingung Galaksi Monster ‘Mati’ Tanpa Tanda-tanda}
Menurut para ahli via teleskop, satu Suar Matahari yang terlihat di AD Leonis adalah 20 kali lebih besar dari Suar yang dipancarkan oleh Matahari kita sendiri.
“Suar Matahari adalah ledakan mendadak yang berasal dari permukaan Bintang. Pada kesempatan langka, Superflare yang sangat besar akan terjadi dan mengakibatkan badai magnet besar,” jelas penulis Kosuke Namekata, dikutip Telset.id dari New York Post, Rabu (15/7/2020).
Kosuke Namekata melanjutkan, analisis para peneliti tentang Superflare menghasilkan beberapa data menarik untuk dipelajari.
Secara khusus, cahaya dari atom hidrogen tereksitasi dari Superflare menampilkan sejumlah elektron berenergi tinggi kira-kira satu urutan lebih besar dari semburan Matahari.
{Baca juga: Matahari Ternyata Tak Seaktif Bintang, Baguskah Buat Bumi?}
“Untuk kali pertama terjadi fenomena ini. Semua berkat ketepatan tinggi Teleskop Seimei,” tambah Namekata.
Para peneliti berharap bahwa penelitian tersebut akan membantu memprediksi Superflare dan berpotensi mengurangi kerusakan akibat badai listrik di Bumi.
“Kami bahkan dapat mulai memahami bagaimana emisi nii dapat memengaruhi keberadaan atau kemunculan kehidupan di planet lain,” kata pemimpin studi, Kazunari Shibata.
Dalam proyek terpisah, NASA merilis video selang waktu 61 menit yang menakjubkan, menunjukkan satu dekade dalam kehidupan Matahari.
Video tersebut dibuat dari gambar yang diambil oleh Solar Dynamics Observatory milik NASA dalam rentang waktu atau periode tertentu.
Sebelumnya, Foto matahari dengan resolusi tinggi baru saja dirilis NASA. Dalam foto matahari tersebut, tampak bintik-bintik di permukaan yang dipenuhi dengan untaian plasma panas.
Foto matahari yang diabadikan via teleskop NASA ini juga menunjukkan bahwa atmosfer dari pusat tata surya tersebut jauh lebih kompleks daripada yang diperkirakan.
{Baca juga: Foto Matahari Beresolusi Tinggi Dirilis NASA, Hasilnya Bikin Takjub}
Para peneliti dari University of Central Lancashire dan Marshall Space Flight Center kemudian mempelajari bidikan menggunakan teleskop resolusi tinggi NASA itu.
Dari foto matahari dengan resolusi tinggi, para ilmuwan menyadari bahwa atmosfer matahari yang sebelumnya dianggap gelap atau kosong sebenarnya dipenuhi dengan ratusan mil untaian gas listrik panas. [SN/HBS]