Pernahkah Anda membayangkan bagaimana sensor kamera di smartphone flagship seperti iPhone atau Google Pixel dibuat? Jawabannya mungkin terletak pada divisi semikonduktor Sony, yang kini dikabarkan akan dipisahkan menjadi entitas bisnis mandiri. Bocoran terbaru dari Bloomberg mengindikasikan bahwa raksasa teknologi asal Jepang ini sedang mempertimbangkan langkah strategis untuk memisahkan bisnis chip-nya.
Selama bertahun-tahun, Sony dikenal sebagai pemain kunci dalam industri sensor kamera, dengan produknya digunakan oleh merek-merek ternama seperti Apple, Google, dan Xiaomi. Namun, di tengah gejolak pasar dan tekanan dari investor, perusahaan mulai mempertimbangkan untuk melakukan spin-off. Langkah ini tidak datang tiba-tiba—sejak 2020, Sony telah menunjukkan tanda-tanda restrukturisasi, termasuk menjual operasinya di Amerika Serikat.
Lalu, apa yang membuat Sony akhirnya melirik opsi ini? Dan bagaimana dampaknya bagi industri teknologi global? Mari kita telusuri lebih dalam.
Spin-Off Semikonduktor: Langkah Strategis atau Kebutuhan Pasar?
Menurut sumber terpercaya, Sony Group berencana memisahkan divisi semikonduktornya dan mendistribusikan sebagian besar sahamnya kepada pemegang saham, sambil mempertahankan kepemilikan minoritas. Perubahan ini bisa terjadi pada tahun 2025, meskipun keputusan akhir masih dalam tahap pertimbangan—terutama mengingat volatilitas pasar akibat kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump.
Divisi semikonduktor Sony mencetak penjualan sekitar JPY 1,7 triliun (setara $12 miliar) pada tahun fiskal terakhir. Namun, pertumbuhannya melambat dari 25% menjadi hanya di atas 10%. Di sisi lain, segmen gaming dan musik Sony justru mencatatkan pertumbuhan laba operasional yang signifikan—37% untuk gaming dan 28% untuk musik pada kuartal Desember lalu.
Langkah ini sejalan dengan saran miliarder Dan Loeb, yang sejak lama mendorong Sony untuk memisahkan beberapa bisnisnya guna meningkatkan nilai pemegang saham. Meski awalnya menolak, Sony mulai menunjukkan fleksibilitas dalam beberapa tahun terakhir.
Baca Juga:
Dampak bagi Industri Smartphone dan Masa Depan Sony
Sensor kamera Sony menjadi tulang punggung bagi banyak smartphone premium. Jika spin-off benar-benar terjadi, apakah hal ini akan mengubah dinamika pasokan sensor untuk merek-merek besar? Beberapa analis memprediksi bahwa pemisahan ini justru bisa membuat divisi semikonduktor lebih gesit dalam berinovasi.
Di sisi lain, Sony sendiri tampaknya semakin fokus pada segmen yang lebih menguntungkan, seperti gaming (melalui PlayStation) dan konten musik. Langkah ini juga mengindikasikan bahwa perusahaan tidak ingin terjebak dalam persaingan ketat di pasar smartphone, di mana dominasi merek China seperti Xiaomi dan Oppo semakin kuat.
Apakah ini berarti Sony benar-benar meninggalkan lini bisnis yang kurang kompetitif? Seperti yang pernah kami bahas dalam artikel sebelumnya, Sony memang telah menunjukkan tanda-tanda mengurangi eksposur di pasar smartphone.
Bagaimana pendapat Anda? Apakah spin-off ini langkah tepat untuk Sony, atau justru berisiko mengurangi pengaruhnya di industri teknologi? Simak terus perkembangan terbarunya di Telset.id.