Jakarta – Meski telah diperkenalkan sejak setahun lalu oleh sejumlah vendor, namun teknologi wireless charging kurang mendapat respon pasar karena masih banyaknya faktor yang menghambat penggunaan perangkat tersebut.
Beberapa faktor yang menghambat penerapan teknologi wireless charging seperti misalnya, masih minimnya perangkat yang mendukung teknologi tersebut, dan karena pengisian baterai tanpa kabel ini masih memerlukan waktu yang lama.
Tapi kendala ini tak lama akan segera bisa teratasi, karena sebuah penemuan baru dari Sony dan Rohm dilaporkan akan mampu mengurangi waktu pengisian ulang baterai menjadi hanya satu jam.
Pihak Sony, seperti yang telsetNews kutip dari Engadget, Sabtu (19/10), mengatakan bahwa perangkat teknologi baru tersebut menggunakan daya 10-15 watt, sehingga mampu menyuplai listrik dua kali lipat dari charger yang sudah ada sekarang.
Dengan menggunakan daya sebesar itu, maka waktu pengisian baterai dari perangkat wireless charging yang dikembangkan Sony ini akan berkurang setengahnya menjadi satu jam saja.
Teknologi terbaru Sony ini masih akan berbasis protokol wireless charging yang sedang difinalisasi oleh Wireless Power Consortium untuk charging nirkabel di bawah standar internasional Qi.
Disebutkan divisi semikonduktor Sony mengambil peran utama dalam mengembangkan perangkat tersebut dan berencana untuk mengaplikasikannya ke dalam IC yang mengontrol pengisian daya.
Sementara itu pihak Rohm juga telah mengembangkan chip kontrol untuk isi ulang hingga 10-15 watt. Microchip yang dibuat diharapkan akan dimasukkan ke dalam charger kompatibel standar Qi dan smartphone.
Meski sempat timbul kekhawatiran akan masalah overheating karena daya yang besar, namun pihak Rohm memastikan masalah itu akan teratasi karena chip yang mereka kembangkan tersebut bisa menjaga tingkat panas dalam sirkuit kontrolnya.
Teknologi wireless charging baru dari Sony dan Rohm ini masih dalam tahap pengembangan, dan diperkirakan baru akan dikomersialisasikan pada paruh kedua tahun 2014 mendatang.[HBS]