Telset.id, Jakarta – Seorang simpatisan ISIS bernama Abu Hamed yang membelot dari kelompok radikal itu berhasil membawa ribuan data personel anggota ISIS.
Abu Hamed disebutkan adalah seorang mantan pejuang kebebasan Siria yang kemudian memutuskan untuk bergabung dengan ISIS. Hamed sempat menjabat sebagai anggota pengamanan di organisasi teroris tersebut.
Namun kemudian entah kenapa, Hamed kemudian memutuskan untuk meninggalkan ISIS. Tak hanya membelot, Hamed berhasil kabur sambil mambawa sebuah flashdisk yang berisi tentang file-file informasi 22 ribu personel ISIS yang telah bergabung dari 51 negara.
Hamed kemudian menyerahkan flashdisk tersebut kepada koresponden Sky News, Stuart Ramsay. Bocoran tersebut akhirnya menjadi liputan terpanas dari media tersebut.
Dalam flashdisk tersebut mengungkapkan bahwa sebelum dilantik menjadi anggota ISIS, para simpatisan diharuskan mengisi formulir yang berisi 23 pertanyaan terkait identitas pribadi, seperti nama mereka, nama orang tua, status pernikahan, dan juga alamat rumah.
Selain itu ada juga beberapa pertanyaan menarik lainnya, seperti apakah mereka sebelumnya pernah tergabung dengan organisasi serupa, dari negara mana mereka memasuki teritori ISIS, juga jumlah tabungan yang dimiliki.
Isi flashdisk tersebut juga membeberkan tentang negara-negara mana saja yang memberikan kemudahan untuk para simpatisan masuk ke Siria, yaitu Yaman, Tunisia, Libya, Pakistan dan Afghanistan.
Disebutkan bahwa para simpatisan biasanya bisa melewati negara-negara tersebut tanpa diperiksa atau dipantau, juga bebas keluar masuk dengan leluasa. ISIS juga mencatat siapa saja personel yang siap dan terlatih untuk membawa bom bunuh diri.
Seorang pakar komputer dari University of Pennsylvania, Matt Blaze, mengatakan bahwa bocornya data tersebut sama fatalnya dengan serangan hacker yang berhasil membobol departemen personalia milik pemerintah federal Amerika Serikat. Bedanya adalah skala data yang diperoleh dari flashdisk milik ISIS ini lebih kecil. [HBS]
