Telset.id, Jakarta – Facebook akhirnya harus mengakui keunggulan Tim Kecerdasan Buatan (AI) dan Analitik Data Samsung SDS (SAIDA) dalam turnamen game strategi StarCraft di Kanada tahun ini. Tim Facebook merupakan juara kompetisi sejenis yang digelar pada 2017 di Cekoslowakia.
Turnamen game internasional tersebut digelar oleh panitia yang berbeda. Tahun lalu turnamen ini diselenggarakan oleh Student StarCraft Artificial Intelligence Tournament and Ladder Czech Technical University di Praha, Cekoslowakia. Sedangkan pada 2018 kompetisi yang sama diselenggarakan oleh Artificial Intelligence and Interactive Digital Entertainment di Kanada.
Dilansir zdnet, Senin (19/11/2018), turnamen ini dilakukan dengan format liga dan berlangsung selama tiga minggu. Kemenangan tim diukur dari jumlah prosentase kemenangan tertinggi dari tiap pertandingan yang diikuti.
Dalam turnamen ini, Tim SAIDA bisa dibilang tidak menemukan lawan sebanding, karena mereka berhasil memenangkan 2.484 dari 2.600 pertandingan pada 10 peta yang berbeda. Bahkan Tim besutan perusahaan teknologi Korea Selatan (Korsel) ini mengakhiri turnamen dengan persentase kemenangan hingga 96 persen.
Sebenarnya peserta yang mengikuti turnamen game ini bukan merupakan tim abal-abal. Tim bentukan Facebook, Universitas Stanford, Bilibili dan Locutus tercatat berpartisipasi dari turnamen game terbuka bergengsi tersebut.
Tim SAIDA terdiri dari 8 pengembang AI dan Analitik Data. Tim ini menggunakan 110.000 pertandingan pemain game profesional sebagai sumber data untuk kemudian dianalisa dengan menggunakan pembelajaran mesin (machine learning).
Tahun lalu, Blizzard, perusahaan pembesut StarCraft, bekerja sama dengan DeepMind untuk merilis toolset pembelajaran AI dengan menggunakan game onlone teStarCraft.
Sebelumnya Samsung Electronics mengumumkan bahwa mereka menginvestasikan US$ 22 miliar atau mencapai Rp 321 triliun untuk mengembangkan jaringan 5G, AI serta bisnis terkait lainnya di masa mendatang. Ini dilakukan demi mengamankan minimal 20 persen pangsa pasar peralatan jaringan canggih tersebut pada 2020.
Presiden dan Kepala Bisnis Jaringan Samsung Youngky Kim mengatakan bahwa pada generasi mendatang jaringan 5G akan membuka potensi-potensi AI. Dia bahkan menggambarkan bahwa teknologi jaringan generasi kelima itu akan menjadi oksigen yang sangat penting untuk kehidupan dan perkembangan AI
“AI membutuhkan banyak data untuk menanggapi Anda. Jumlah data ini dapat disediakan oleh 5G, bukan 4G,” ujar Kim dalam acara yang digelar Wall Street Journal di Amerika Serikat (AS), seperti dilansir zdnet, Kamis (15/11/2018). [WS/IF]