Telset.id, Jakarta – Sejak bisnis di Asia Tenggara diakuisisi oleh Grab, Uber seolah tenggelam. Namun, kabar terbaru menyebut bahwa Uber ancang-ancang melantai di bursa saham alias IPO. Usai IPO, Uber berhasrat menjadi perusahaan bernilai USD 90 miliar atau sekitar Rp 1.300 triliun.
Kabar bahwa Uber akan melakukan penawaran saham perdana sebenarnya sudah beredar sejak tahun lalu. Berbagai prediksi pun mewarnai rencana tersebut. IPO Uber diperkirakan sangat dinantikan publik. Perusahaan kabarnya sudah mengajukan prospektus yang diamandemen.
Dalam dokumen yang diajukan ke Securities and Exchange Commission pada pekan ini, Uber berharap bisa menjadi perusahaan bernilai Rp 1.300 triliun. Jika target terwujud, IPO Uber akan masuk daftar nilai terbesar dalam sejarah perdagangan perusahaan teknologi dunia.
{Baca juga: Jepang Caplok Mayoritas Saham Uber dan Lyft}
Sebelumnya, Facebook telah melakukan hal serupa dan menjadi perusahaan senilai USD 102 miliar. Demikian halnya Alibaba, yang menorehkan capaian USD 168 miliar. Uber telah menetapkan kisaran harga USD 44 hingga USD 50 per lembar saham yang akan mengantarkannya ke valuasi sebesar itu.
Kendati demikian, seperti dikutip Telset.id dari Ubergizmo, valuasi akhir setiap perusahaan yang melantai di bursa tentu tetap akan bergantung kepada selera para investor. Uber menggadang hasrat tersebut tercapai sehingga mampu mengalahkan valuasi pesaingnya, yakni Lyft.
Upaya Uber untuk mencapai nilai perusahaan Rp 1.300 triliun jelas tak mudah. Sebab, perusahaan tengah menghadapi banyak masalah. Uber sampai sekarang masih harus menuntaskan banyak kasus pemerkosaan atau pelecehan seksual terhadap penumpang yang dilakukan oleh pengendara.
{Baca juga: Diperkosa Driver, Wanita Ini Gugat Uber ke Pengadilan}
Tahun lalu, 103 pengendara Uber dituduh memperkosa atau melakukan pelecehan seksual. Setidaknya, 31 sopir Uber telah dinyatakan bersalah karena nerbagai tuduhan. Pada Juni 2017, wanita asal Kansas City menuntut Uber usai diperkosa oleh seorang sopir. [BA/HBS]
Sumber: Ubergizmo