Telset.id, Jakarta – Facebook telah menghapus 1,5 juta video penembakan brutal yang menewaskan 50 orang di Christchurch, Selandia Baru. Ternyata, YouTube juga sempat direpotkan dengan “serbuan” video aksi tak terpuji itu.
Chief Product Officer YouTube, Neal Mohan, mengatakan bahwa pascakasus tersebut setiap detik ada satu video terkait penembakan di Selandia Baru yang diunggah ke platform. Ia menyebut, situasi baru mulai terkendali ketika 24 jam setelahnya.
“Setiap kali tragedi serupa terjadi, kami harus mempelajari hal baru. Dalam kasus penembakan di Selandia Baru, volume video yang diunggah ke platform mencatatkan rekor,” terangnya, seperti dikutip Telset.id dari Engadget, Rabu (20/3/2019).
Di Selandia Baru, operator seperti Vodafone, Spark, dan Vocus memutuskan untuk memblokir situs yang masih memajang video penembakan brutal tersebut. Pemblokiran akan dicabut manakala situs yang bersangkutan sudah menghapus konten.
{Baca juga: Facebook Hapus 1,5 Juta Video Penembakan Masjid Selandia Baru}
Sebelumnya, Facebook mengaku telah menghapus 1,5 juta video penembakan jemaah di Masjid Al Noor, Christchurch, Selandia Baru. Sebelum dihapus, video sebanyak itu tersebar di dunia maya di seluruh dunia. Facebook pun merasa khawatir.
Facebook menghapus jutaan video tersebut dalam waktu lebih kurang 24 jam usai tragedi. “Lebih dari 1,3 juta video kami blokir saat diunggah,” kata Facebook via Twitter. Facebook juga menyatakan komitmen menghapus semua versi video terkait.
YouTube juga bergerak cepat dengan menghapus video siaran langsung pelaku. YouTube mengucapkan bela sungkawa atas kasus itu. Bahkan, YouTube langsung berjanji untuk segera menghapus konten penembakan yang ada di platform.
Sebelumnya, Komite DPR bidang keamanan Amerika Serikat (AS) berencana untuk memanggil para petinggi perusahaan teknologi seperti Facebook dan YouTube pada Rabu (27/03/2019) terkait penyebaranvideo penembakan jemaah masjid di Selandia Baru.
Chairman of the House Homeland Security Committee, Rep. Bennie G. Thompson menulis surat pemanggilan sejumlah petinggi perusahaan teknologi pada Selasa (19/3) kemarin.
Surat pemanggilan itu ditujukan kepada CEO Facebook Mark Zuckerberg, CEO YouTube Susan Wojcicki, CEO Twitter Jack Dorsey, dan CEO Microsoft Satya Nadella.
{Baca juga: DPR AS Panggil Facebook dkk Terkait Video Penembakan}
Dilansir The Verge, Bennie mendesak mereka untuk menghapus konten tersebut dan meminta penjelasan mereka mengenai rencana supaya kasus video penembakan masjid ini tidak terjadi di masa depan.
Surat itu dikirim sebagai tanggapan atas penembakan massal yang menewaskan 50 orang di Masjid Al Noor dan Linwood di Christchurch, Selandia Baru pada Jumat lalu (15/03). [SN/HBS]
Sumber: Engadget