Telset.id – Peneliti di Brasil berhasil mengembangkan teknologi hijau yang mampu mengubah limbah jagung (corn stover) menjadi bahan bernilai tinggi seperti gula, asam organik, dan senyawa fenolik. Teknologi ini dinilai lebih efisien dan ramah lingkungan dibanding metode konvensional.
Studi yang dipublikasikan di Biofuel Research Journal ini dilakukan oleh tim dari State University of Campinas (UNICAMP) dan Federal Technological University of Paraná (UTFPR). Mereka menggunakan hidrolisis air subkritis sebagai metode ekstraksi, dengan air murni sebagai satu-satunya pelarut.
“Metode kami mampu meningkatkan hasil ekstraksi hingga enam kali lipat sekaligus mengurangi biaya waktu dan energi,” jelas Tânia Forster-Carneiro, peneliti utama dari UNICAMP, seperti dikutip dari TechXplore.
Proses Ekstraksi yang Lebih Efisien
Limbah jagung kaya akan senyawa lignoselulosa seperti hemiselulosa, selulosa, dan lignin. Dengan teknologi ini, senyawa-senyawa tersebut dapat diurai menjadi:
- Senyawa fenolik (16.06-76.82 mg/g) untuk antioksidan dan obat
- Gula (448.54 mg/g) untuk bahan bakar bio
- Asam organik (1,157.19 mg/g) untuk plastik biodegradable
Proses ini menggunakan air subkritis – air yang dipanaskan pada suhu tinggi (170-226°C) di bawah tekanan untuk mencegah pendidihan. Hasilnya jauh lebih baik dibanding hidrolisis asam konvensional yang hanya menghasilkan 74.5 mg/g gula.
Baca Juga:
Analisis Keberlanjutan yang Menjanjikan
Tim peneliti menggunakan metrik EcoScale untuk mengukur keberlanjutan teknologi ini. Hasilnya mencetak skor 93 dari 100, jauh di atas metode konvensional yang hanya mendapat 54-85 poin.
Analisis ekonomi juga menunjukkan potensi pengembalian modal dalam 4-5 tahun, terutama untuk produksi gula sebagai bahan baku biofuel. “Ini membuka peluang besar untuk industri makanan, farmasi, dan bahan bakar terbarukan,” tambah Forster-Carneiro.
Teknologi serupa juga sedang dikembangkan untuk aplikasi lain, seperti penangkapan karbon dan produksi bahan ramah lingkungan di berbagai industri.
Penemuan ini menjadi bukti bahwa limbah pertanian bisa menjadi sumber daya bernilai tinggi jika dikelola dengan teknologi tepat guna. Penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengoptimalkan proses ini dalam skala industri.