Telset.id – Bayangkan Anda harus memilih antara kecepatan dan ketepatan dalam pengukuran kuantum—sebuah dilema yang selama ini menghantui para ilmuwan. Kini, tim peneliti dari University of Bristol telah menemukan solusi revolusioner yang mematahkan batasan tersebut. Dengan memanfaatkan qubit tambahan, mereka berhasil mempercepat pengukuran kuantum tanpa mengorbankan akurasi, sebuah terobosan yang bisa menjadi fondasi teknologi kuantum masa depan.
Quantum computing menjanjikan kemampuan komputasi yang jauh melampaui komputer konvensional. Namun, sistem kuantum sangat rapuh dan rentan terhadap gangguan, yang sering menyebabkan kesalahan dalam pengukuran. Selama ini, meningkatkan akurasi berarti memperlambat proses pengukuran—sebuah trade-off yang tidak ideal untuk aplikasi praktis. Temuan terbaru ini, yang dipublikasikan dalam jurnal Physical Review Letters, menawarkan jalan keluar elegan dengan memanfaatkan “trade-off ruang-waktu”.
Mengapa Pengukuran Kuantum Begitu Rumit?
Chris Corlett, peneliti utama dari University of Bristol, menjelaskan konsep ini dengan analogi sederhana: “Seperti membedakan dua gelas air—yang satu berisi 25 ml dan lainnya 20 ml. Jika Anda hanya melihatnya selama satu detik, Anda mungkin ragu. Tapi dengan waktu lebih lama, kepastian Anda meningkat.” Dalam skema baru ini, menambahkan qubit ekstra ibarat menggandakan volume air dalam gelas menjadi 50 ml dan 40 ml, sehingga perbedaannya lebih jelas bahkan dalam waktu singkat.
Metode ini tidak hanya berlaku untuk satu qubit tambahan. Setiap qubit baru yang ditambahkan semakin memperbesar “gap” informasi yang bisa diukur, memungkinkan pengukuran lebih cepat dengan presisi yang sama atau bahkan lebih tinggi. Tim peneliti, yang melibatkan ahli dari Oxford, Strathclyde, dan Sorbonne Université, menunjukkan bahwa pendekatan ini bisa diimplementasikan di berbagai platform hardware kuantum terkemuka.
Implikasi untuk Masa Depan Komputasi Kuantum
Dengan persaingan global untuk mengembangkan teknologi kuantum terdepan, teknik ini berpotensi menjadi standar baru dalam proses pembacaan kuantum. Kecepatan dan akurasi yang seimbang sangat krusial untuk aplikasi seperti kriptografi kuantum, simulasi material, dan algoritma machine learning berbasis kuantum.
Profesor Noah Linden, salah satu supervisor penelitian, menekankan bahwa temuan ini membuka pintu bagi eksperimen yang sebelumnya dianggap terlalu lambat atau tidak praktis. “Ini seperti memiliki mikroskop yang tiba-tiba bisa melihat detail lebih halus tanpa perlu waktu exposure lebih lama,” katanya.
Penelitian ini juga menyoroti betapa inovasi sederhana—seperti menambahkan qubit—dapat memecahkan masalah kompleks. Seperti kata Dr. Paul Skrzypczyk, “Kadang solusi terbaik datang dari melihat masalah dari sudut yang berbeda.”
Dengan paten yang sedang diajukan dan minat dari industri, teknik ini mungkin segera menjadi bagian dari toolkit standar dalam pengembangan komputer kuantum. Jadi, bersiaplah menyambut era di mana pengukuran kuantum tidak lagi harus memilih antara cepat atau tepat—kini Anda bisa mendapatkan keduanya.