Telset.id – Bayangkan jika partikel plastik berukuran nano yang tak terlihat oleh mata ternyata mampu menyerap logam berat beracun dalam hitungan menit. Sebuah studi terbaru dari New Jersey Institute of Technology mengungkap fakta mengejutkan: nanoplastik dari sampah plastik sehari-hari dapat menyerap 99% timbal hanya dalam 5 menit!
Penelitian ini menggunakan tiga jenis plastik yang biasa kita temui – polyethylene terephthalate (PET) dari botol minum, polystyrene (PS) dari kotak permen, dan polypropylene (PP) dari wadah makanan. Dengan metode penggilingan garam, tim peneliti berhasil menciptakan nanoplastik yang menyerupai kondisi nyata di lingkungan.
Kapasitas Serap yang Mencengangkan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa polypropylene memiliki kapasitas penyerapan tertinggi, namun ketiga jenis nanoplastik sama-sama menunjukkan kemampuan luar biasa dalam mengikat logam berat. “Ini adalah fenomena permukaan. Semakin luas area permukaan, semakin tinggi penyerapannya,” jelas Somenath Mitra, salah satu peneliti yang terlibat.
Tim peneliti menguji nanoplastik terhadap berbagai logam berat termasuk mangan, kobalt, seng, kadmium, dan timbal dengan konsentrasi antara 50 ppb hingga 2 ppm. Hasilnya, timbal diserap paling cepat – 99% hanya dalam 5 menit oleh ketiga jenis nanoplastik!
Baca Juga:
Kuda Troya Beracun di Tubuh Kita
Nanoplastik ini berperan seperti “kuda Troya” yang membawa logam berat masuk ke dalam organisme hidup, meningkatkan akumulasi biologis. “Paparan logam berat dapat meningkatkan risiko kanker, masalah neurologis, dan keterlambatan perkembangan pada anak-anak,” tegas Mitra.
Yang lebih mengkhawatirkan, studi sebelumnya telah menemukan mikroplastik tidak hanya di saluran pencernaan, tetapi juga di hati, ginjal, otak, dan bagian tubuh lainnya. Dengan kemampuan baru yang terungkap ini, nanoplastik menjadi ancaman kesehatan yang jauh lebih serius dari perkiraan sebelumnya.
Meskipun material lain seperti tanah liat dan bahan humik memiliki kapasitas penyerapan logam berat yang lebih tinggi, nanoplastik tetap menjadi perhatian khusus karena ukurannya yang sangat kecil dan kemampuan untuk masuk ke berbagai sistem tubuh.
Penelitian yang dipublikasikan di ACS ES&T Water ini menggunakan berbagai metode analisis canggih termasuk dynamic light scattering (DLS), scanning electron microscopy (SEM), dan inductively coupled plasma mass spectrometry (ICP-MS) untuk memastikan akurasi hasil.
Di tengah meningkatnya kesadaran akan bahaya plastik, temuan ini menjadi pengingat keras bahwa kita perlu segera mengambil tindakan nyata untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Bukan hanya untuk menyelamatkan lingkungan, tapi juga kesehatan generasi mendatang.