Mars kembali memamerkan keanehannya. Dua rover NASA, Curiosity dan Perseverance, baru-baru ini menemukan formasi batuan yang belum pernah terlihat sebelumnya di permukaan Planet Merah. Penemuan ini bukan sekadar pemandangan unik, melainkan petunjuk baru tentang sejarah geologi—dan mungkin kehidupan—di Mars.
Batu Mirip Kembang Kol yang Membingungkan
Curiosity, laboratorium beroda seukuran Mini Cooper yang telah menjelajah Mars sejak 2012, menangkap gambar batuan dengan tekstur bergelombang yang aneh. “Oh my glob,” tulis akun resmi Curiosity di X, menirukan ekspresi kaget. “Apa ini batuan bergumpal?” Para ilmuwan pun mengaku belum pernah melihat formasi serupa sebelumnya.
Batuan tersebut, yang dinamai Manzana Creek dan Palo Comado, memiliki permukaan vertikal bergerigi dan tekstur kasar yang tidak biasa. Menurut catatan misi, bentuknya diduga hasil kombinasi erosi angin dan aliran air purba. “Batuan ini dibentuk oleh angin dan air selama ribuan tahun, menciptakan tekstur unik yang kita lihat sekarang,” jelas Abigail Fraeman, wakil ilmuwan proyek Curiosity.
Perseverance dan “Kacang Polong Mars”
Sementara itu, di sisi lain planet, Perseverance menemukan batuan berbintik-bintik yang mengingatkan pada “blueberry Mars” yang terkenal dari penemuan rover Opportunity tahun 2004. Namun, kali ini bentuknya lebih mirip kacang polong mini. Batuan bernama St. Pauls Bay ini dipenuhi butiran berukuran milimeter dengan lubang-lubang kecil.
“Keanehan geologi apa yang bisa menghasilkan bentuk seperti ini?” tanya Alex Jones, peneliti tim Mars 2020, dalam blog resminya. Butiran bulat semacam itu bisa terbentuk dari aliran air yang mengendapkan mineral, tetapi juga bisa berasal dari letusan vulkanik atau dampak meteorit.
Petunjuk Baru untuk Kehidupan Mars?
Penemuan ini bukan satu-satunya kejutan dari Curiosity. Rover tersebut baru saja mengungkap molekul organik terbesar yang pernah ditemukan di Mars dalam sampel batuan. Molekul dengan rantai karbon panjang ini diduga sebagai pecahan asam lemak—bahan penyusun kehidupan di Bumi.
Meski bukan bukti langsung kehidupan, temuan ini memperkuat teori bahwa Mars pernah memiliki kondisi kimia yang mendukung terbentuknya organisme. “Ini menunjukkan bahwa kimia pra-kehidupan mungkin lebih maju di Mars daripada yang kita duga,” tulis tim peneliti dalam Proceedings of the National Academy of Sciences.
Misi Mars Sample Return: Tantangan di Depan
Penemuan-penemuan ini semakin mendorong pentingnya misi Mars Sample Return (MSR), renana NASA untuk membawa pulang sampel batuan Mars ke Bumi. Sayangnya, proyek ini kini menghadapi kendala biaya dan kompleksitas teknis. NASA sedang mengevaluasi dua pendekatan alternatif yang lebih sederhana dan terjangkau.
Sampai saat itu tiba, Curiosity dan Perseverance akan terus menjadi mata dan tangan ilmuwan di Mars—mengungkap satu demi satu misteri planet tetangga kita.