Telset.id, Jakarta – Di Bumi, ada material yang terjadi secara alami, ada pula buatan manusia. Berdasarkan penelitian Weizmann Institute of Science di Israel, material buatan manusia telah melebihi biomassa Bumi.
Sekadar informasi, biomassa Bumi adalah berat setiap organisme hidup. Dengan kata lain, sekarang jumlah material buatan manusia lebih berat daripada gabungan semua organisme hidup di Bumi. Berbahayakah kondisi itu?
{Baca juga: Ternyata, Ini Salah Satu Penyebab Perubahan Iklim di Bumi}
Asal tahu saja, pada 1900, massa buatan manusia hanya tiga persen dari biomassa Bumi. Kesimpulannya, dalam waktu lebih dari 100 tahun, jumlah produk buatan manusia di Bumi telah bertambah sangat pesat.
“Meskipun pertanian modern memanfaatkan area lahan yang semakin luas untuk bercocok tanam, jumlah total tanaman yang didomestikasi jauh lebih besar daripada hilangnya massa tanaman,” kata penulis studi tersebut.
Menurut Ubergizmo, dikutip Telset, Selasa (29/12/2020), hal itu disebabkan oleh deforestasi, pengelolaan hutan, dan perubahan penggunaan lahan. Tren biomassa global memengaruhi siklus karbon dan kesehatan manusia.
Tindakan tambahan manusia, termasuk peternakan, perburuan, serta penangkapan ikan secara berlebihan, juga sangat memengaruhi massa dari berbagai taksa lainnya. Lantas, bagaimana prediksi para peneliti ke depan?
Para peneliti Weizmann Institute of Science memperkirakan, apabila produksi manusia terus berlanjut sampai tingkat seperti saat ini, pada 2040 mendatang berat material buatan manusia akan melebihi tiga teraton.
Sebelumnya, para peniliti mengungkapkan bahwa salah satu penyebab perubahan iklim Bumi adalah lonjakan metana besar dalam dua dekade terakhir. Tingkat metana sangat tinggi dapat meningkatkan suhu global hingga 4 derajat Celcius pada akhir abad ini.
Laporan baru mengungkapkan, tingkat metana global lebih tinggi daripada sebelumnya. Sumber utamanya adalah penambangan batu bara dan gas alam, serta pembusukan di tempat pembuangan sampah dan peternakan sapi.
{Baca juga: Ilmuwan Pulang dari Ekspedisi Arktik di Ujung Bumi}
Penelitian yang diterbitkan dalam Environmental Research Letters itu berfokus kepada data tentang tingkat metana atmosfer antara 2000 dan 2017. Asal tahu saja, 2017 adalah tahun terbaru di mana data metana global tersedia.
Seperti dilansir New York Post, para peneliti mengatakan bahwa tingkat metana sangat tinggi sehingga dapat meningkatkan suhu global hingga angka 4 derajat Celcius pada akhir abad ini.
Hal tersebut mungkin terdengar seperti perubahan kecil. Namun, itu bisa menjadi salah satu penyebab perubahan iklim Bumi. [SN/HBS]