Inovasi Ramah Lingkungan: Ubah Abu Batu Bara Jadi Semen Kuat, Kurangi Emisi CO2 30%

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Bayangkan jika limbah beracun dari pembangkit listrik tenaga batu bara bisa disulap menjadi bahan bangunan yang kuat sekaligus ramah lingkungan. Itulah yang berhasil dilakukan oleh perusahaan AS, PHNX Materials, dengan mengubah abu batu bara menjadi semen berkualitas tinggi yang mampu mengurangi emisi karbon dioksida hingga 30%.

US firm turns toxic coal ash into powerful cement, cuts CO2 emissions by 30%

Dari Limbah Beracun Menjadi Solusi Konstruksi

PHNX Materials, startup cleantech asal California, telah mengembangkan metode revolusioner untuk memproses fly ash – limbah beracun dari pembakaran batu bara – menjadi bahan yang layak digunakan dalam konstruksi. Krish Mehta, CEO PHNX Materials, menjelaskan bahwa setiap kilogram semen yang diproduksi melepaskan sekitar satu kilogram COâ‚‚ ke atmosfer. “Dengan teknologi kami, abu ini bisa menggantikan hingga 30% semen dalam campuran beton,” ujarnya.


Industri semen menyumbang sekitar 8% emisi COâ‚‚ global, menjadikannya salah satu kontributor utama perubahan iklim. Proses produksi semen tidak hanya membutuhkan energi tinggi tetapi juga melibatkan reaksi kimia yang melepaskan karbon dioksida dalam jumlah besar.

Teknologi Pemurnian yang Inovatif

Sistem PHNX Materials secara khusus menargetkan sulfur dan karbon – dua pengotor utama dalam fly ash yang membuatnya tidak layak digunakan dalam konstruksi. Dengan menghilangkan kontaminan ini, perusahaan tidak hanya memurnikan abu untuk digunakan dalam beton tetapi juga menghasilkan produk sampingan yang bernilai seperti sulfur untuk pupuk dan aluminium untuk manufaktur.

Coal once produced over half of America’s electricity, while today, it supplies just about 15 percent.

Jorge Osio-Norgaard, CTO PHNX Materials, menekankan pentingnya daya tahan infrastruktur: “Ketika Anda membangun jalan raya atau jembatan senilai miliaran dolar, Anda ingin itu bertahan 100 tahun ke depan. Fly ash membantu mencapai tujuan itu.”

Mengatasi Kelangkaan Fly Ash

Seiring dengan penutupan pembangkit listrik tenaga batu bara di AS – 21 di antaranya dalam dua dekade terakhir – pasokan fly ash semakin menipis. Batu bara yang dulu menghasilkan lebih dari setengah listrik Amerika kini hanya menyumbang sekitar 15% dari jaringan listrik nasional.

Kelangkaan ini memaksa produsen beton mengurangi kandungan fly ash hingga sekitar 8%, menggantinya dengan lebih banyak semen yang lebih mahal dan lebih berpolusi. Perubahan ini tidak hanya mengurangi kekuatan dan daya tahan beton tetapi juga meningkatkan emisi karbonnya.

Memanfaatkan Limbah yang Terabaikan

PHNX Materials berencana memanfaatkan sekitar 843 tempat pembuangan fly ash di seluruh AS, mengubah apa yang dulunya menjadi beban lingkungan menjadi solusi iklim. Perusahaan akan menjual abu yang telah dimurnikan kepada produsen beton dan menjual elemen yang diekstraksi ke industri lain.

“Membuka pasokan tersembunyi ini adalah cara tercepat dan paling scalable untuk mendekarbonisasi beton,” tegas Mehta. Startup ini baru saja mengamankan pendanaan seed senilai $2,5 juta yang dipimpin oleh perusahaan investasi tahap awal yang dikenal mendukung startup berbasis sains dan berfokus pada iklim.

Teknologi PHNX Materials sebenarnya melanjutkan tradisi kuno. Bangsa Romawi sudah menggunakan abu vulkanik (pozzolana) dalam beton mereka ribuan tahun yang lalu. Di era modern, departemen transportasi AS telah lama menggunakan fly ash untuk meningkatkan daya tahan proyek infrastruktur.

Di California misalnya, Caltrans mewajibkan setidaknya 25% fly ash dalam campuran betonnya. Fly ash membantu mencegah reaksi kimia merusak yang dapat menyebabkan beton mengembang dan retak – faktor kritis untuk infrastruktur yang diharapkan bertahan puluhan tahun.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI