Telset.id, Jakarta – Inovasi teknologi di bidang kesehatan terus bermunculan. Salah satunya adalah kamera berbentuk kapsul atau pil, yang dibuat untuk membantu dokter dalam melakukan diagnosa penyakit.
Ilmuwan dari Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan dari The George Washington University Amerika Serikat dan perusahaan teknologi ANX Robotica menciptakan inovasi bernama NaviCam. Kamera yang sangat kecil berukuran seperti kapsul obat sehingga bisa ditelan oleh manusia.
Walaupun ukurannya kecil, kamera kapsul ini mampu mempermudah tugas dokter dalam melakukan diagnosa penyakit di dalam tubuh manusia. Pasalnya kapsul NaviCam ini mampu memvisualisasikan dan memotret area masalah potensial yang ada di pencernaan dan bagian tubuh lainnya.
BACA JUGA:
- Neuralink Dapat Izin Memasukkan Chip ke Otak Manusia
- Google Garap Teknologi AI untuk Ultrasound dan Terapi Kanker
Menurut Profesor Andrew Meltzer yang terlibat dalam proyek pengembangan alat tersebut, kamera berbentuk kapsul ini menggunakan magnet eksternal dan joystick seperti video game melakukan gerakan di dalam tubuh.
“Kapsul yang dikontrol secara magnetis dapat digunakan sebagai cara cepat dan mudah untuk menyaring masalah kesehatan di saluran pencernaan bagian atas seperti bisul atau kanker perut,” kata Profesor Andrew Meltzer
Dikutip Telset dari Engadget pada Kamis (08/06/2023), profesor Meltzer beserta tim melakukan penelitian terhadap 40 orang untuk menguji coba kapsul NaviCam.
Hasilnya memuaskan karena, dokter mampu mengontrol kapsul ke semua bagian utama perut dengan tingkat keberhasilan visualisasi 95%. Kapsul juga dapat mendeteksi perdarahan dan pembengkakan di dalam tubuh. Hasil foto dan video juga bisa dipindahkan ke platform lian untuk ditinjau lebih lanjut.
Profesor Meltzer menilai kalau kapsul ini bisa menggantikan peran teknologi endoskopi konvensional yang selama ini dilakukan. Artinya proses pengobatan bisa lebih murah dan juga lebih nyaman bagi pasien.
“Endoskopi tradisional adalah prosedur invasif untuk pasien, belum lagi mahal karena perlu anestesi dan cuti kerja,” ungkap Profesor Meltzer.
BACA JUGA:
- Huawei Patenkan Pengatur Cahaya Berdasarkan Detak Jantung
- Microsoft Kembangkan Energi Terbarukan dengan Fusi Nuklir
Para peneliti mencatat program uji coba ini masih dalam tahap awal dan percobaan yang jauh lebih besar dengan lebih banyak pasien sudah di depan mata.