Telset.id, Jakarta – Google AI telah bermitra dengan Apollo Radiology International dalam rangka menghadirkan solusi layanan kesehatan berteknologi AI untuk masyarakat di India.
Sejak beberapa waktu belakangan ini teknologi AI memang menjadi perbincangan utama dan terkadang teknologi ini dianggap bisa menjadi suatu hal yang berbahaya. Namun, kemitraan antara kedua perusahaan tersebut memanfaatkan teknologi ini untuk hal positif.
Kemitraan antara Google AI dan Apollo Radiology International di India akan berfokus pada penanganan penyakit dengan tingkat kematian yang tinggi seperti uberkulosis, kanker paru-paru, dan kanker payudara, yang mana di negara tersebut kekurangan dokter spesialis menghambat deteksi dini.
BACA JUGA:
- Khawatir AI Bakal Buat Kekacauan, Bos AI Google Pamit Mundur
- Ilmuwan Ciptakan Kamera Kapsul untuk Diagnosa Penyakit
Secara detail, dalam pendeteksian penyakit TBC di negara tersebut masih ada masalah seperti kurangnya ahli radiologi, yang mampu menganalisis rontgen dada, yang mana ini hal penting dalam pendeteksian TBC. Lalu, sistem Google AI akan membantu deteksi dini TBC dengan menganalisis pemindaian penyakit ini.
Sementara itu, AI juga akan dipakai dalam skrining kanke paru-paru dan payudara untuk membantu aksesibilitas skrining yang lebih luas dan mengidentifikasi nodul yang muncul pada pemindaian paru-paru dan mammogram, sehingga ini membantu ahli radiologi memprioritaskan penanganan mana yang harus didahulukan.
Apollo Radiology International bertujuan untuk memanfaatkan model AI dari Google ini untuk 3 juta pemeriksaan gratis untuk penyakit TBC, kanker paru-paru, dan kanker payudara dalam beberapa tahun ke depan, menurut laporan Gizmochina.
Inisiatif tersebut sangat berpotensi untuk meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan yang tepat waktu secara signifikan bagi ratusan ribu orang di India.
Di sisi lain, Google.org juga mendukung ARMMAN, sebuah layanan seluler yang menawarkan pesan perawatan pencegahan yang ditargetkan untuk ibu hamil dan ibu yang baru punya anak.
Teknologi Google AI nantinya akan membantu memprediksi perempuan yang berisiko berhenti mengikuti program layanan kesehatan, sehingga petugas kesehatan dapat melakukan tindakan lanjut secara proaktif.
Kolaborasi ini merupakan contoh nyata dari teknologi AI yang mejembatani kesenjangan layanan kesehatan di wilayah dengan sumber daya terbatas, yang memungkinkan diagnosis dini dan meningkatkan hasil kesehatan.
BACA JUGA:
- Gawat! Ancaman AI Lebih Mengerikan Dibanding Perubahan Iklim
- Bukan Lagi Bard, Chatbot AI Google Resmi Ganti Nama Jadi Gemini
Jika uji coba awal teknologi ini memiliki hasil yang positif, teknologi AI dalam bidang ini diharapkan bisa diterapkan dalam skala yang lebih besar di berbagai tempat di belahan dunia yang membutuhkan. [FY/IF]