Telset.id, Jakarta – Gempa dahsyat melanda Chile selatan pada 22 Mei 1960. Selama 10 menit, tanah berguncang sangat keras sehingga orang tidak bisa berdiri.
Gempa dahsyat itu memicu retakan terbuka di jalan dan meruntuhkan banyak bangunan. Nama Valdivia pun muncul sesuai kota terdekat dengan pusat gempa.
Gempat tersebut kira-kira berkekuatan 9,5 atau yang terbesar yang pernah tercatat sebelum atau sesudahnya. Pertanyaannya, bisakah gempa lebih besar terjadi?
BACA JUGA:
- Bisakah Black Hole Melakukan Perjalanan Waktu?
- Kenapa Petir Berpola Zigzag? Begini Penjelasan Fisikawan
Jawabannya, kata ahli geosains, adalah bisa. Tapi, Telset kutip dari Live Science, Jumat 93/2/2023), kemungkinan ada gempa yang jauh lebih besar sangatlah kecil.
Gempa yang lebih hebat dari 9,5 akan membutuhkan bongkahan kerak yang sangat besar untuk pecah sekaligus. Pergerakan patahan sangat dalam dan panjang.
“Tidak banyak tempat di Bumi bisa terjadi seperti itu,” kata Wendy Bohon, ahli geologi gempa dan komunikator sains mengenai potensi gempa terbesar di dunia.
Gempa berkekuatan 9,5 mungkin berada tepat di sekitar batas atas untuk apa yang dapat dihasilkan Bumi. Dan, gempa dengan kekuatan 10 sangat tidak mungkin.
Magnitudo adalah pengukuran jumlah energi yang dilepaskan dalam gempa Bumi, berbeda dengan intensitas gempa yang dipengaruhi jarak dari pusat gempa.
Gempa yang sama akan terasa lebih kuat bagi seseorang yang berdiri di atas tanah dan pasir yang gembur daripada seseorang yang berdiri di atas batuan dasar.
Magnitudo gempa tergantung kepada luas total patahan yang pecah. Hal tersebut, pada gilirannya, bergantung kepada seberapa dalam patahan turun ke kerak Bumi.
Ada batasan fisik untuk seberapa besar suatu area dapat pecah. Patahan terdalam berada di zona subduksi, di mana satu lempeng tektonik mendorong yang lainnya.
Gempa terkadang terjadi sedalam 500 mil atau 800 kilometer di bawah permukaan Bumi, menurut USGS. Mayoritas gempa dalam tidak menimbulkan guncangan.
“Patahan paling memicu gempa besar yang merusak adalah yang menukik di zona subduksi,” kata Heidi Houston, ahli geologi gempa University of Southern California.
Skala magnitudo gempa secara tidak sengaja dapat mengaburkan perbedaan antara gempa yang sangat besar. Skala yang tersedia tidak linier, tetapi logaritmik.
Untuk setiap satuan naik, gerakan tanah meningkat 10 kali lipat dan energi yang dilepaskan naik 32 kali lipat. Ada analogi mudah untuk memahami konteks tersebut.
Jika mematahkan satu helai spageti setara dengan gempa berkekuatan 5, Anda harus mematahkan 32 helai untuk melepaskan energi gempa dengan kekuatan 6.
Besaran 7 seperti putusnya 1.024 helai, besaran 8 seperti 32.768 helai, besaran 9 seperti 1.048.576 helai. Demikian seterusnya apabila Anda ingin mengukurnya.
BACA JUGA:
- Bagaimana Alam Semesta Terbentuk? Begini Kata Fisikawan
- Bagaimana Bentuk Alam Semesta? Begini Penjelasan Fisikawan
Dengan demikian, meningkatkan kekuatan gempa dari 9,5 menjadi 9,6 mengambil jauh lebih besar kerusakan patahan area daripada terjadi antara 5,5 dan 5,6.
“Karena ketidakpastian dalam pengukuran, masih ada perdebatan ilmiah tentang apakah gempa Chile pada 1960 silam berkekuatan tepat 9,5,” kata Houston. [SN/HBS]