Telset.id – Bayangkan jika Anda bisa menyimpan energi matahari di rumah dengan baterai yang lebih aman, murah, dan efisien daripada lithium-ion. Mimpi ini semakin dekat menjadi kenyataan berkat terobosan terbaru dari Monash University.
Para insinyur di Monash University telah mengembangkan baterai berbasis air yang disebut “flow battery” generasi baru. Teknologi ini diyakini mampu memecahkan hambatan penyimpanan energi surya untuk rumah tangga di Australia—dan mungkin segera merambah pasar global.
Revolusi Penyimpanan Energi Rumah Tangga
Flow battery sebenarnya bukan hal baru. Selama beberapa dekade, teknologi ini digunakan untuk penyimpanan energi skala besar karena ukurannya yang besar dan kecepatan pengisian yang lambat. Namun, tim Monash berhasil mengatasi masalah kecepatan dengan desain membran baru mereka.
“Kami mengambil kimia yang aman dan terjangkau, lalu membuatnya cukup cepat untuk menangkap energi surya atap secara real-time,” kata Wanqiao Liang, penulis utama studi yang dipublikasikan di Angewandte Chemie International Edition.
Liang menjelaskan bahwa kunci keberhasilan terletak pada membran yang dirancang khusus. “Membran ini akhirnya membuat baterai organik flow menjadi kompetitif untuk penyimpanan skala rumah tangga dan menengah. Ini membuka pintu untuk sistem yang tidak hanya lebih murah, tetapi juga lebih aman dan mudah diskalakan.”
Baca Juga:
Keunggulan Dibanding Lithium-ion
Saat ini, sistem penyimpanan energi surya di rumah banyak mengandalkan baterai lithium-ion yang harganya bisa mencapai $10.000. Baterai flow dari Monash tidak hanya lebih murah, tetapi juga memiliki beberapa keunggulan penting:
- Aman: Tidak beracun dan tidak mudah terbakar karena berbasis air
- Tahan lama: 600 siklus pengisian dengan hampir tidak ada penurunan kapasitas
- Ramah lingkungan: Terbuat dari bahan yang melimpah
- Mudah diskalakan: Cocok untuk berbagai ukuran kebutuhan energi
“Ini jenis baterai yang Anda inginkan di garasi rumah Anda,” kata Liang dengan nada meyakinkan. “Kami telah mengembangkan jenis membran baru di dalam baterai yang mengarahkan aliran material dengan lebih baik—semacam menambahkan jalur di jalan raya. Itu berarti pengisian lebih cepat, umur baterai lebih panjang, dan kinerja keseluruhan yang lebih baik.”
Masa Depan Energi Terbarukan
Tim Monash saat ini sedang mencetak prototipe sistem dengan teknologi 3D printing dan mengujinya dalam kondisi dunia nyata. “Jika prototipe terus berkinerja seperti yang kami harapkan, ini bisa masuk pasar dalam beberapa tahun ke depan,” ungkap Liang optimistis.
Dengan semakin banyaknya rumah tangga yang beralih ke energi surya, solusi penyimpanan seperti ini bisa menjadi game changer. Apalagi jika dibandingkan dengan teknologi baterai konvensional yang sering kali menjadi kendala dalam adopsi energi terbarukan skala kecil.
Bagi Anda yang tertarik dengan perkembangan teknologi energi terbarukan, temuan Monash University ini patut diikuti perkembangannya. Siapa tahu, dalam waktu dekat kita akan melihat baterai air ini dipasang di rumah-rumah, bekerja sama dengan panel surya untuk menciptakan sistem energi yang benar-benar mandiri dan berkelanjutan.