Telset.id, Jakarta – Samsung menerapkan teknologi kecerdasan buatan artificial intelligence (AI) untuk perangkat medis yang bisa menampilkan gambar. Untuk mengembangkan perangkatnya yang menggunakan teknologi AI ini, Samsung bermitra dengan anak usahanya, yakni Samsung Medison.
Perangkat medis yang menerapkan AI tersebut antara lain peralatan ultrasound, radiografi digital, computed tomography dan magnetic resonance imaging (MRI).
Seperti dilansir ZDNet, Senin (26/11/2018), raksasa teknologi Korsel ini memamerkan perangkat anyar mereka di pertemuan tahunan Radiological Society of North America 2018 (RSNA 2018) di Chicago, Amerika Serikat (AS).
Perangkat AI ini dipamerkan di RSNA 2018 adalah S-Detect for Breast. Alat ini bertugas menganalisis seluruh payudara dengan menggunakan teknologi gambar ultrasound serta memberikan hasil diagnosis dan klasifikasi yang sudah distandardisasi.
Menurut Samsung, perangkat lunak ini bisa meningkatkan akurasi diagnosis dari 0,83 ke 0,87 untuk dokter dengan pengalaman empat tahun atau kurang. Mereka merujuk penelitian yang diterbitkan oleh profesor radiologi Tommaso Bartolotta dari University of Palermo di Italia.
Perangkat lainnya adalah berupa software AI untuk radiografi digital, yang dinamakan SimGrid. Dengan software ini jaringan paru-paru bisa tergambar jelas, ketimbang menggunakan X-Rays yang gambarnya terhalang oleh tulang di dada.
Selain itu, Samsung merilis perangkat AI bernama Deteksi Noda Otomatis Paru-Paru atau Auto Lung Nodule Detection. Seperti namanya, perangkat ini tugasnya mendeteksi gejala pembengkakan paru- paru dengan lebih akurat.
Samsung juga memperkenalkan unit mobile stroke untuk computed tomography dan mengembangkan teknologi AI yang akan membuat MRI bisa menampilkan informasi seperti ketebalan tulang rawan lutut dan gambar arthritis lutut.
Langkah Samsung membuat perangkat kesehatan berteknologi AI rupanya juga dilakukan kompatriotnya LG. Pada Minggu lalu, LG CNS dan Lunit mengumumkan rencana mereka untuk menerapkan AI dan cloud untuk analisis video X-Ray paru-paru.
Untuk mengantisipasi situasi persaingan tersebut, Samsung meningkatkan kemampuan AI-nya dengan meluncurkan pusat-pusat penelitian yang fokus pada perawatan kesehatan di seluruh dunia. Sebagai contoh bulan lalu mereka membuka pusat penelitian yang ke-7 di Montreal, Kanada.
Sebelumnya dikabarkan bahwa Samsung berinvestasi US$ 22 miliar atau mencapai Rp 319 triliun untuk pengembangan teknologi AI, 5G dan teknologi yang sedang berkembang ke depan. [WS/HBS]
Sumber: ZDNet