Pernahkah Anda membayangkan bisa menerjemahkan bahasa asing, melihat petunjuk arah, atau membaca ringkasan pesan hanya dengan mengedipkan mata? Teknologi yang selama ini hanya ada di film fiksi ilmiah perlahan menjadi kenyataan. Samsung, raksasa elektronik asal Korea Selatan, dikabarkan sedang mempersiapkan smart glasses revolusioner yang akan mengubah cara kita berinteraksi dengan dunia digital.
Bocoran terbaru dari sumber dalam industri di Korea Selatan mengindikasikan bahwa Samsung tidak hanya fokus pada headset XR (Project Moohan) yang rencananya rilis tahun ini. Perusahaan juga tengah menggarap smart glasses canggih bernama kode “Project Haean”. Namun, sayangnya, produk ini diprediksi baru akan meluncur pada 2025—lebih lambat dari perkiraan sebelumnya.
Kolaborasi intens antara Samsung dan Google menjadi kunci utama proyek ini. Gemini, asisten AI besutan Google, akan menjadi “otak” di balik smart glasses tersebut. Dengan platform Android XR yang dikhususkan untuk perangkat extended reality, Samsung berambisi menciptakan pengalaman augmented reality yang mulus dan intuitif.
Gemini: Asisten AI yang Bikin Smart Glasses “Hidup”
Bayangkan Anda sedang berjalan di jalanan Tokyo. Dengan sekali ketuk di bingkai kacamata, Gemini langsung menerjemahkan tulisan kanji di menu restoran ke bahasa Indonesia. Atau saat meeting penting, Anda bisa mendapatkan ringkasan email tanpa perlu membuka ponsel. Inilah beberapa skenario yang mungkin ditawarkan Project Haean.
Shahram Izadi, Wakil Presiden Google yang memimpin divisi AR/XR, baru-baru ini memamerkan prototipe smart glasses di konferensi TED2025. Demonstrasinya mengungkap beberapa fitur inti:
- Terjemahan bahasa real-time dengan akurasi tinggi
- Navigasi AR yang diproyeksikan langsung di lensa
- Notifikasi cerdas yang bisa diakses hands-free
- Integrasi erat dengan ekosistem Google (Gmail, Maps, dll)
Kenapa Harus Menunggu Sampai 2025?
Meski Project Moohan (headset XR Samsung) dipastikan rilis tahun ini, smart glasses ternyata membutuhkan waktu pengembangan lebih lama. Sumber industri menyebutkan beberapa tantangan teknis yang masih dihadapi:
- Desain dan Kenyamanan: Smart glasses harus ringan dan nyaman dipakai seharian, namun tetap mampu menampung komponen canggih.
- Daya Tahan Baterai : Penggunaan AI dan proyeksi AR dikenal boros daya. Samsung perlu memastikan baterai tahan setidaknya satu hari penuh.
- Harga : Sebagai produk premium, perusahaan harus menemukan titik harga yang kompetitif tanpa mengorbankan kualitas.
Menariknya, rumor juga menyebut adanya proyek XR lain bernama kode “Project Jinju” yang sedang dikembangkan Samsung. Apakah ini versi lebih terjangkau dari Project Haean, atau justru perangkat dengan spesifikasi lebih tinggi? Kita tunggu saja kabar selanjutnya.
Dengan Google yang semakin dalam terlibat dalam pengembangan perangkat berbasis AI Samsung—termasuk robot Ballie yang sudah mengadopsi Gemini—smart glasses ini dipastikan akan menjadi salah satu produk paling inovatif di tahun 2025. Pertanyaannya sekarang: apakah Anda siap meninggalkan smartphone untuk beralih ke era komputasi wearable yang benar-benar hands-free?