Presiden Prabowo Subianto baru-baru ini mengusulkan perubahan aturan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) agar lebih fleksibel. Wacana ini langsung memantik respons dari pelaku industri, termasuk Samsung, salah satu raksasa teknologi yang konsisten memenuhi TKDN di Indonesia. Bagaimana tanggapan mereka?
Aturan TKDN untuk ponsel 4G di Indonesia telah berlaku sejak 2015 melalui Peraturan Menteri Kominfo No. 27 Tahun 2015. Kebijakan ini bertujuan mendorong penggunaan komponen lokal, mengurangi ketergantungan impor, dan memperkuat ekonomi nasional. Namun, Prabowo menilai aturan yang terlalu ketat justru bisa melemahkan daya saing Indonesia di pasar global.
Lantas, bagaimana Samsung menyikapi wacana ini? Verry Oktavianus, MX Product Marketing Senior Manager Samsung Electronics Indonesia, menyatakan bahwa pihaknya selalu mengikuti kebijakan pemerintah. Meski enggan berkomentar lebih jauh, Samsung justru terus berupaya meningkatkan persentase TKDN produknya.
Samsung dan Komitmen TKDN Tertinggi
Verry mengungkapkan bahwa Samsung Galaxy A26 5G, yang baru diluncurkan, memiliki TKDN mencapai 40,3%โangka tertinggi saat ini. โKami hanya mengoptimalkan apa yang pemerintah keluarkan,โ tegasnya dalam sesi hands-on di Jakarta, Kamis (10/4/2025).
Tak sekadar memenuhi syarat, Samsung juga membangun lini produksi di Cikarang, Jawa Barat, sejak 2015. Pabrik ini tidak hanya melayani pasar domestik, tetapi juga mengekspor lebih dari 12 juta unit smartphone ke negara tetangga. Langkah ini turut berkontribusi pada devisa Indonesia.
Dampak TKDN bagi Ekonomi Nasional
Menurut Verry, aturan TKDN memberikan dampak positif bagi perekonomian. Dengan membangun fasilitas produksi lokal, Samsung menciptakan lapangan kerja dan memperkuat ekosistem teknologi dalam negeri. Namun, Prabowo melihat sisi lain dari kebijakan ini.
Dalam Sarasehan Ekonomi di Menara Mandiri Sudirman (8/4/2025), Presiden menekankan pentingnya pendekatan realistis. โTKDN dipaksakan ini akhirnya kita kalah kompetitif,โ ujarnya. Ia juga memerintahkan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto untuk mengkaji ulang aturan tersebut.
Tantangan Pemenuhan TKDN di Indonesia
Prabowo menyoroti keterbatasan sektor pendidikan, khususnya penguasaan IPTEK dan sains, sebagai tantangan utama. Tanpa dukungan ekosistem yang memadai, pemaksaan TKDN berisiko menghambat inovasi dan investasi.
Sementara itu, Samsung tetap berkomitmen meningkatkan TKDN produknya. Namun, fleksibilitas kebijakan mungkin akan membuka peluang baru bagi industri untuk tetap kompetitif di pasar global tanpa mengorbankan pertumbuhan ekonomi lokal.
Bagaimana kebijakan TKDN ke depan akan memengaruhi strategi Samsung dan produsen lainnya? Jawabannya mungkin terletak pada keseimbangan antara nasionalisme ekonomi dan daya saing global.