Samsung Keluarkan Rp6 Triliun Ganti Exynos 2500 dengan Snapdragon 8 Elite di Galaxy S25

REKOMENDASI

ARTIKEL TERKAIT

Bayangkan harus merogoh kocek Rp6 triliun hanya karena chip buatan sendiri gagal memenuhi standar. Itulah harga mahal yang harus dibayar Samsung demi memastikan Galaxy S25 tetap bersaing di pasar premium. Bocoran terbaru mengungkap rahasia di balik keputusan kontroversial ini.

Selama bertahun-tahun, Samsung mempertahankan dual-chip strategy untuk seri Galaxy S. Exynos menjadi andalan di sebagian besar pasar global, sementara Snapdragon dipasang khusus untuk wilayah tertentu seperti AS dan China. Namun tahun 2025, skema ini rupanya tak lagi bisa dipertahankan.

Masalah bermula dari rendahnya yield (tingkat hasil produksi) Exynos 2500 di Samsung Foundry. Dengan yield hanya 30% pada proses 3nm, biaya produksi membengkak hingga tidak ekonomis. Akibatnya, Samsung terpaksa menandatangani kontrak senilai $400 juta (Rp6 triliun) dengan Qualcomm untuk memasok Snapdragon 8 Elite secara masif.

Drama Yield Rendah yang Berujung pada Keputusan Radikal

Industri semikonduktor mengenal yield 70% sebagai batas minimal untuk produksi massal yang ekonomis. Sayangnya, Exynos 2500 hanya mencapai 30% yield pada node 3nm. Artinya, dari 100 chip yang diproduksi, hanya 30 yang layak pakai.

“Ini seperti mencetak uang lalu membakar 70%-nya,” kata seorang analis yang enggan disebutkan namanya. “Samsung sadar mustahil menjual Galaxy S25 dengan margin sehat jika tetap ngotot pakai Exynos.”

Exynos 2600: Taruhan Terakhir Samsung di Dunia Chipset

Belajar dari kegagalan Exynos 2500, Samsung kini fokus pada pengembangan Exynos 2600 berbasis proses 2nm. Namun kabar dari lini produksi masih suram—yield awal hanya 30%, jauh dari target 60% yang ditetapkan internal.

Cuplikan tweet tentang Exynos 2600 untuk Galaxy S26

Tipster ternama @Jukanlosreve mengungkapkan, Exynos 2600 kemungkinan hanya akan dipasang di varian Galaxy S26 dan S26+ untuk pasar Eropa. Itu pun jika yield berhasil ditingkatkan signifikan sebelum Q3 2025.

Yang lebih mengejutkan, Snapdragon 8 Elite 2 di node 3nm diklaim masih lebih unggul dalam performa dibanding Exynos 2600 di node 2nm. “Ini tamparan keras bagi divisi chipset Samsung,” komentar seorang insinyur semikonduktor.

Dampak Jangka Panjang: Ketergantungan pada Qualcomm

Keputusan mengganti Exynos dengan Snapdragon di seluruh lini Galaxy S25 bukan tanpa risiko. Selain beban biaya yang besar, Samsung juga kehilangan kontrol atas roadmap pengembangan chipset.

Qualcomm sebagai pemasok tunggal kini memiliki posisi tawar sangat kuat. Tidak heran jika Samsung dikabarkan mempercepat pengembangan Exynos 2600 dengan segala cara. “Mereka tidak ingin mengulang pembayaran $400 juta untuk Snapdragon 8 Elite 2,” ujar sumber industri.

Bagi konsumen, keputusan ini sebenarnya membawa angin segar. Snapdragon 8 Elite dikenal memiliki performa lebih konsisten dibanding Exynos. Namun bagi Samsung, ini pertanda ada masalah serius di divisi chipset mereka yang perlu segera ditangani.

Dengan tenggat waktu hingga Q3 2025, tim pengembang Exynos 2600 jelas bekerja di bawah tekanan berat. Nasib kemandirian chipset Samsung dipertaruhkan di sini. Jika gagal lagi, bukan tidak mungkin Samsung akan semakin tergantung pada Qualcomm di masa depan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKINI

HARGA DAN SPESIFIKASI