Telset.id, Jakarta – Seorang pria di New Jersey merasa terganggu oleh banyaknya anak-anak yang memainkan Pokemon yang coba masuk ke dalam rumahnya. Pria bernama Jeffrey Marder itu bahkan telah menggugat pengembang Pokemon Go, Niantic Labs, karena merasa privasinya terganggu.
Jeffrey Marder mengajukan gugatan setelah lebih dari lima anak menggedor pintu depan rumahnya, untuk meminta diizinkan masuk ke halaman belakang rumahnya karena ingin menangkap Pokemon.
“Dalam beberapa hari setelah game itu dirilis, jelas bahwa sejumlah koordinat GPS yang telah ditunjuk berbatasan langsung dengan wilayah pribadi,” tulis pengacara Marder dalam gugatannya.
Selain mengetuk pintu, dijelaskan Marder, ia juga melihat para pemburu Pokemon berkumpul di luar rumahnya, dengan ponsel di tangan. Selain itu, Rumah sakit, kantor polisi, Museum Holocaust Amerika Serikat dan rumah di Albuquerque yang menjadi lokasi film Breaking Bad juga menjadi lokasi yang dibanjiri oleh pemain game AR ini.
Dilaporkan PhoneArena, Niantic sebagai pengembang Pokemon Go sebenarnya sadar betul akan masalah ini, tapi tidak melakukan sesuatu yang berarti untuk mengatasinya. Gugatan tersebut diajukan di pengadilan federal di San Francisco.
Niantic sendiri berbasis di kota tersebut, sementara terdakwa lainnya termasuk Nintendo dan The Pokemon Company, keduanya terletak di Jepang.
Selain gugatan yang diajukan Marder, masalah lain terkait Pokemon Go juga muncul kemarin ketika ditemukan bahwa beberapa anak yang memainkan Pokemon Go nyasar ke dekat pelaku kejahatan seksual. [IF]