Telset.id – Rose Yu, seorang profesor di University of California, San Diego (UCSD), menjadi sorotan setelah menerima Presidential Early Career Award dari Presiden Joe Biden. Penghargaan ini diberikan atas kontribusinya dalam menggabungkan fisika dengan pengembangan AI, sebuah bidang yang disebut “physics-guided deep learning”.
Yu memulai perjalanannya di dunia komputer sejak usia 10 tahun, ketika ia menerima hadiah ulang tahun berupa komputer dari pamannya. Hadiah itu menjadi awal mula ketertarikannya pada teknologi, yang kemudian membawanya ke jenjang pendidikan tinggi di Zhejiang University dan University of Southern California (USC).
Mengubah Lalu Lintas dengan Fisika
Ketika masih menjadi mahasiswa pascasarjana di USC, Yu terinspirasi oleh kemacetan lalu lintas di Los Angeles. Ia mengembangkan model yang memadukan teori graf dan dinamika fluida untuk memprediksi arus lalu lintas. “Kami memikirkan lalu lintas sebagai proses difusi fisik,” jelas Yu.
Modelnya berhasil meningkatkan akurasi prediksi dari 15 menit menjadi satu jam. Karyanya bahkan diadopsi oleh Google Maps pada 2018. “Kode kami digunakan untuk meningkatkan prediksi lalu lintas secara real-time,” ujarnya.
Baca Juga:
Memprediksi Turbulensi untuk Iklim dan Kesehatan
Yu juga menerapkan deep learning dalam pemodelan turbulensi, yang penting untuk prediksi cuaca ekstrem seperti badai. “Model kami mempercepat prediksi hingga 1.000 kali lebih cepat dalam simulasi 3D,” katanya.
Selain itu, ia bekerja pada proyek fusi nuklir dengan General Atomics, di mana AI digunakan untuk memprediksi perilaku plasma. “Turbulensi dalam plasma adalah tantangan besar, dan AI bisa membantu mengatasinya,” tambah Yu.
Berkat kolaborasinya dengan laboratorium AI, Yu berharap dapat menciptakan alat yang lebih canggih untuk ilmuwan di berbagai bidang.
Mimpi besarnya adalah mengembangkan “AI Scientist”, sebuah asisten digital berbasis fisika yang dapat membantu peneliti dalam proses penemuan ilmiah. “Tujuannya bukan menggantikan manusia, tetapi mempercepat inovasi,” tegasnya.