Telset.id, Jakarta – Polisi China kini menggunakan kacamata pintar yang dilengkapi kamera pengenal wajah untuk menemukan buronan maupun orang beridentitas palsu yang melarikan diri melalui stasiun kereta. Hal itu seketika menimbulkan sentimen publik.
Kamera di kacamata pintar yang dikenakan oleh polisi China bekerja secara otomatis untuk memindai bentuk dan struktur wajah objek sasaran. Hasil rekam kamera kemudian dicocokkan dengan data-data yang mereka miliki di perangkat semacam ponsel. Waktu yang dibutuhkan untuk pencocokan data cuma sekian detik.
Kacamata khusus tersebut dikenakan oleh empat petugas di pintu masuk stasiun timur Zhengzhou. Mereka berjaga secara bergantian. Kala menemukan pelanggar, mereka langsung bergerak secara serentak.
[Baca juga: Nokia 7 Plus akan Segera Diluncurkan Ini Buktinya]
Konsep baru itu merupakan bagian dari upaya pemerintah China untuk membangun sistem mata-mata digital. Mereka menggunakan data biometrik, mulai foto, iris mata, dan sidik jari, untuk menemukan individu yang dinilai melawan hukum.
Meski kacamata tersebut diklaim hanya menarget para pelanggar hukum, warga tetap meyakini bahwa sebenarnya polisi memakainya untuk menyisir pendukung lawan politik dan kaum minoritas, yang tak lain adalah Muslim Uighur di Xinjiang barat laut.
Sejauh ini, teknologi itu telah membantu polisi China menangkap tujuh tersangka yang dituduh melakukan kejahatan perdagangan manusia. Kacamata tersebut juga membantu mereka mencokok 26 orang yang diketahui menggunakan identitas palsu.
[Baca juga: Meski Murah, Manusia Ogah Naik Pesawat Tanpa Pilot]
Langkah kepolisian China tersebut mirip dengan yang berlaku di Amerika Serikat. Di Negeri Paman Sam, warga terang-terangan menentang upaya pemerintah yang mencampuradukkan data orang bermasalah dengan orang-orang berkelakuan baik. [SN/HBS]