Telset.id, Jakarta – Laporan terbaru mengungkapkan, banyak hoax atau berita palsu tersebar melalui WhatsApp di beberapa negara terbesar di Afrika. Hal itu memicu kekhawatiran, bahwa penyebaran hoax di WhatsApp akan mengacaukan pemilu di Nigeria.
Menurut laporan dari The Poynter Institute, Nigeria akan mengadakan pemilu pada Februari tahun depan.
Menjelang pemilu, sudah banyak informasi hoax yang tersebar di kalangan masyarakat via WhatsApp, seperti gambar yang telah diubah, sampai klaim bohong terkait politikus.
Banyak dari klaim salah tersebut menggunakan bahasa lokal dan memanfaatkan ketegangan antar golongan. Salah satu hoax yang tersebar, membahas tentang cara politikus untuk menengahi pertengkaran grup petani dan penggembala.
Dilansir Telset.id dari CNET, Minggu (02/12/2018), sementara rumor lain menyebut bahwa seorang kandidat presiden tidak bisa masuk ke Amerika Serikat karena dituduh telah melakukan korupsi. Namun, semua kabar belum bisa dipertanggungjawabkan.
Minggu ini, survei dari Nieman Journalism Lab menunjukkan bahwa hampir sepertiga dari warga Nigeria membagikan informasi yang terbukti salah. Survei tersebut juga menunjukkan bahwa Nigeria memiliki kepercayaan paling rendah terhadap media.
Kepercayaan Nigeria kepada media kalah jauh dibanding dua negara lain di Afrika seperti Kenya dan Afrika Selatan. Ironisnya, sekarang informasi hoax di Nigeria banyak menyebar melalui platform aplikasi mobile seperti WhatsApp.
“Biasanya, klaim itu mendorong orang-orang untuk melakukan kekerasan, menyebarkan rasisme, dan memperkuat ketakutan akan orang asing,” ungkap Nieman dalam menjelaskan jumlah informasi hoax yang meningkat di Nigeria kian menjelang pemilu. (BA/FHP)