Pendiri Instagram Ingin Ada Pengawasan Media Sosial

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta – Pendiri Instagram Kevin Systrom menilai jika perlu ada pengawasan yang jelas terkait media sosial untuk masa depan. Hal ini bertujuan untuk mengatasi masalah layanan dan informasi privasi pengguna.

Systrom menyoroti keterlibatan Rusia dalam pemilu Amerika Serikat melalui Cambridge Analytica yang menggunakan data pengguna Facebook untuk menggiring opini publik dalam memilih.

Menurut Systrom, hal tersebut merupakan contoh bahwa perlu ada pengawasan yang jelas terhadap perusahaan media sosial.

“Anda mulai menyadari betapa pentingnya (pengawasan) untuk masa depan dunia dengan menjaga hal-hal ini dengan baik, dan kita perlu  menganggapnya sangat serius,” ucap Systrom dilansir Telset.id dari CNBC.

Selama Systrom masih di Instagram dirinya memang menciptakan fitur yang mengatur percakapan pengguna. Misalnya ada fitur anti-intimidasi, dimana pengguna bisa mematikan kolom komentar di postingan mereka. Ada juga fitur berupa filter untuk mencegah perilaku bullying di Instagram.

“Tetapi ini bukan berarti tidak akan ada tantangan yang menyertai,” ucap Systrom.

Pada kesempatan tersebut Systrom juga menyoroti soal “Deepfakes”, sebuah forum online yang acapkali menyebarkan konten hoaks. Menurutnya situs tersebut menjadi contoh nyata bahwa ke depan konten hoaks akan semakin beragam.

Situs tersebut mampu membuat konten video pernyataan yang disampaikan oleh publik figur, padahal orang tersebut sama sekali tidak pernah mengatakan hal itu.

“Di era ketika Anda dapat menyebarkan informasi secara luas ke dunia, sangat cepat dan memperkuatnya, maka apa yang terjadi ketika Anda berpikir seorang tokoh politik mengatakan sesuatu yang tidak mereka lakukan?,” ucapnya.

Perlu diketahui bahwa dua pendiri Instagram, Kevin Systrom dan Mike Krieger telah resmi mengumumkan pengunduran diri mereka dari perusahaan yang mereka dirikan itu (Instagram) pada akhir September lalu.

Kabarnya Systrom tidak sepakat dengan CEO Facebook, Mark Zuckerberg tentang hubungan aplikasi Instagram dengan Facebook. Ia juga mengatakan, tidak ada perasaan yang sulit saat meninggalkan Instagram.

Namun, ia melihat biasanya orang-orang tidak akan meninggalkan pekerjaan saat kondisi perusahaan sedang dalam performa yang menanjak.

Systrom dan Krieger bekerja di Instagram selama enam tahun. Mereka bergabung setelah Facebook membeli Instagram seharga USD 1 miliar atau Rp 15,1 triliun pada tahun 2012. Systrom mengatakan bahwa hal yang wajar bagi pendiri startup untuk pergi setelah perusahaan diakuisisi. [NM/HBS]

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini


ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI