Pemulihan Jaringan Telekomunikasi Pascabencana Sumatra Capai 96%, Aceh Masih Terkendala Listrik

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menegaskan pemulihan jaringan telekomunikasi menjadi prioritas utama di wilayah terdampak banjir di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Hingga Rabu (10/12), sebanyak 743 menara BTS telah kembali beroperasi, menurunkan jumlah BTS terdampak dari puncak 3.380 unit menjadi 2.637 unit.

Menteri Komunikasi dan Informatika, Meutya Hafid, menekankan bahwa akses komunikasi sangat krusial dalam proses penyelamatan dan penyaluran bantuan pascabencana. “Kami berupaya maksimal agar masyarakat kembali terhubung. Akses komunikasi mempengaruhi proses penyelamatan dan penyaluran bantuan. Setiap BTS yang pulih berarti lebih banyak warga bisa memberi kabar dan menerima informasi yang mereka perlukan,” ujar Meutya dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat.

Data terbaru menunjukkan progres pemulihan yang signifikan di dua provinsi. Di Sumatra Utara, 9.292 dari 9.612 BTS telah beroperasi normal, mencapai tingkat pemulihan 96,67 persen. Sementara di Sumatra Barat, 3.709 dari 3.739 BTS kembali aktif atau setara dengan 99,20 persen. Namun, situasi di Aceh masih menjadi perhatian khusus.

Kendala Listrik Hambat Pemulihan di Aceh

Pemulihan infrastruktur telekomunikasi di Provinsi Aceh masih terkendala parah oleh padamnya pasokan listrik di sejumlah wilayah. Dari total 3.414 BTS, baru 1.127 unit atau sekitar 33,01 persen yang dapat beroperasi normal. Sebanyak 2.287 BTS lainnya masih belum aktif karena ketiadaan daya listrik.

“Pemulihan jaringan di Aceh memang masih terkendala padamnya aliran listrik. Operator seluler, PLN, dan semua pihak terkait tengah bekerja keras saat ini untuk memastikan pasokan listrik kembali normal,” jelas Meutya Hafid. Upaya perbaikan menara BTS di Aceh dilakukan secara bertahap, seiring dengan pemulihan pasokan listrik oleh operator yang bekerja sama dengan PLN.

Kondisi ini mempertegas laporan sebelumnya bahwa pemulihan jaringan telekomunikasi terdampak banjir Sumatra terkendala oleh faktor infrastruktur pendukung. Tekanan juga datang dari pemerintah daerah, seperti permintaan Bupati Aceh Utara yang meminta bantuan Kominfo untuk memulihkan jaringan komunikasi di wilayahnya.

Dukungan Teknis dan Akses Internet Darurat

Untuk mengatasi kendala dan mempercepat konektivitas, pemerintah terus menambah dukungan teknis di wilayah terdampak. Dukungan tersebut berupa penyediaan genset dan perangkat akses internet darurat. “Fokus kami memastikan warga dapat berkomunikasi tanpa hambatan,” tegas Menkominfo.

Hingga saat ini, total 18 titik akses Satelit Republik Indonesia (SATRIA) 1 telah dioperasikan untuk menyediakan koneksi. Selain itu, 88 unit perangkat Starlink juga telah didistribusikan ke berbagai titik di ketiga provinsi yang terdampak bencana banjir ini.

Lokasi titik akses SATRIA 1 tersebar di beberapa titik strategis, antara lain:

  • Bandara Pinangsori/Dr. Fredric Lumban Tobing Sibolga
  • SMAN 1 Plus Matauli Pandan, Tapanuli Tengah
  • RSUD Pandan, Tapanuli Tengah
  • Masjid Raya Pase Panton Labu dan Masjid At Taqwa Padang Meriah di Aceh Utara
  • Posko Masjid Al Ikhsan di Desa Sungai Liput, Aceh Tamiang
  • Kantor Camat Indra Makmur, Aceh Timur
  • Beberapa posko bencana dan fasilitas publik di Kabupaten Agam dan Pesisir Selatan, Sumatra Barat

Upaya pemulihan jaringan ini menjadi bagian dari kesiapan infrastruktur digital nasional, terlebih mendekati periode puncak komunikasi. Seperti disiapkan oleh salah satu operator, Telkomsel menyiapkan jaringan dan layanan untuk menghadapi Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.

Pemulihan jaringan telekomunikasi pascabencana tidak hanya soal mengaktifkan kembali BTS, tetapi juga memastikan stabilitas pasokan listrik dan ketersediaan akses komunikasi darurat. Progres di Sumatra Utara dan Barat menunjukkan bahwa dengan kondisi listrik yang normal, pemulihan dapat berjalan cepat. Tantangan di Aceh menggarisbawahi betapa rentannya infrastruktur digital ketika infrastruktur pendukungnya, seperti listrik, mengalami gangguan masif.

Kominfo dan seluruh pemangku kepentingan dituntut untuk terus berkoordinasi erat guna mengatasi kendala teknis di lapangan. Keberhasilan memulihkan jaringan akan sangat menentukan efektivitas koordinasi logistik bantuan, informasi kepada pengungsi, dan proses pemulihan sosial-ekonomi masyarakat di wilayah bencana.

TINGGALKAN KOMENTAR
Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI