Order Fiktif Go-Food Rp 18 Juta, Ini Tanggapan Go-Jek

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta – Kasus order fiktif di layanan Go-Food kembali muncul dan menjadi bahan perbincangan netizen di sosial media. Beredar pesan berantai di WhatsApp terkait order fiktif yang merugikan sebuah restoran hamburger di Palembang, Sumatera Selatan. Apa tanggapan Go-Jek?

Pada pesan yang diterima Tim Telset.id pada Kamis (24/01/2019), restoran Burgertime.co cabang Bidar menulis mengenai tagihan yang diterima dari pihak Go-Jek hingga mencapai belasan juta rupiah.

Pihak Burgertime.co kaget karena mendapat tagihan sebesar 18 juta oleh pihak GoJek. Mereka menilai jika tagihan tersebut membengkak akibat orderan fiktif di layanan Gofood.

“Tp sialnya saya, ternyata 90% dari tagihan itu adalah ORDERAN FIKTIF yg mana ga ada transaksi yg masuk di outlet kami sebesar itu,” tulis Burgertime.co

{Baca juga: Diduga Dukung LGBT, Warganet Bikin Tagar #UninstallGojek}

Pada tulisannya, pihak Burgertime.co meminta bantuan GoJek atas kekeliruan tersebut dan mendesak kepada pihak ojek online terbesar di Indonesia itu agar menghentikan aksi mereka.

“PLEAS ABANG GOJEK-GOFOOD Hentikan permainan kotormu yg merugikan itu..!!!” tambahnya.

Pada pesan tersebut disertai juga lampiran mengenai jumlah tagihan yang diterima oleh Burgertime.co dari Gojek. Disana tertulis jika jumlah tagihan secara spesifik adalah Rp 18.193.555.

{Baca juga: Driver Gojek Bawa “Kabur” Barang Kiriman}

“Alhamdullilah kl memang tagihan sebesar itu, artinya omzet kami dari GOFOOD sekitar 90jtan. Tp, sialnya saya, ternyata 90% dari tagihan itu adalah ORDERAN FIKTIF,” tulis pihak Burgertime.co

Untuk mendapat kejelasan soal berita ini, tim Telset.id mencoba menghubungi pihak Gojek khususnya layanan Gofood untuk meminta klarifikasi atas kasus tersebut.

Menurut Rosel Lavina selaku VP Corporate Affairs Go-Pay & Go-Food Communications pihaknya saat ini sedang melakukan investigasi atas kasus order fiktir tersebut.

“Kami masih menginvestigasi internal dan berkoordinasi dengan mitra merchant kami. Akan kami update lebih lanjut perkembangannya,” ucap Rosel kepada Telset.id melalui pesan WhatsApp.

{Baca juga: Order Fiktif dan “Tuyul” Sebabkan Kerugian Miliaran Rupiah}

Order fiktif dari pengguna layanan ojek online hingga kini memang masih kerap terjadi. Jika ini terus berlanjut, maka dampaknya jelas akan merugikan banyak pihak.

Menurut pengamat dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudistira, bahwa modus kecurangan pada ojek online antara lain melakukan order fiktif dan penggunaan aplikasi Fake GPS oleh segelintir mitra pengemudi.

Yang tak kalah miris, kata Bhima, bahwa praktik kecurangan tersebut bisa menimbulkan kerugian hingga miliaran rupiah terhadap industrinya.

“Kami sudah melakukan survei mengenai ojek online bulan lalu. Setelah dihitung, jumlah kerugiannya bisa mencapai miliaran rupiah karena dalam seminggu driver mendapat 2-3 kali order fiktif,” ujar Bhima. [NM/HBS]

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini


ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI