Onno mengakui, salah satu kendala yang mereka hadapi saat ini karena belum mengantungi izin dari pemerintah, dalam hal ini dari Kementerian Kominfo. Ia mengatakan sudah lama mengajukan izin frekuensi 900 MHz dan penomoran kepada pihak Kominfo.
Pihak Kominfo, kata dia, sempat menanggapi dan meminta Onno melengkapi dengan skema, model bisnis, spesifikasi teknis perangkat, dan sebagainya. Namun, setelah Onno mengirimkan semua data yang diminta, Kominfo tak lagi menanggapinya sampai saat ini
“Pemerintah sudah kami kasih tahu, sudah kami presentasikan, dan sudah kami demokan, cuma ya sampai sekarang dicuekin. Mungkin karena rakyat biasa yang mengajukan, bukan perusahaan besar seperti Google, makanya dicuekin,” tukasnya.
Sikap yang sama juga ditunjukan oleh para operator seluler, dimana hingga saat ini tidak ada satupun operator yang mau melirik atau tidak pernah mendukung pengembangan teknologi OpenBTS.
“Tapi untuk operator saya bisa maklum, karena mereka kan bukan yang operasikan alatnya, karena kebanyakan alat mereka di operasikan oleh vendor jaringan seperti Huawei dll,” ujarnya.
Onno mengungkapkan, sejauh ini pengembangan OpenBTS di Indonesia masih terus dilakukan oleh beberapa penggiat telematika yang merasa tergerak untuk mensosialisasikan teknologi OpenBTS di Indonesia.
Selain itu, Lembaga Swadaya Masyarakat, ICT Watch sejak dua tahun lalu juga aktif mensosialisasikan OpenBTS ke kampus-kampus, bahkan mereka membuka kesempatan bagi mahasiswa untuk tugas akhir.
“Beberapa kampus sudah mempunyai OpenBTS research center sendiri, seperti Surya University ada sekitar 10-12 unit, Politeknik Negeri Surabaya 12 unit, STIKOM Surabaya 2-3 unit, Telkom University 4-5 unit, ITB ada beberapa unit, UI pernah kami sumbang 1 unit,” jelas Onno.
Saat ini OpenBTS sudah beroperasi secara “ilegal” di beberapa daerah terpencil di Papua selama lebih dari dua tahun. Ia mengungkapkan, karena teknologi ini belum dapat restu, maka hanya di Papua yang berani mengoperasikan secara ilegal tanpa ijin dari pemerintah.
“Daerah lain setahu saya terutama di perkebunan atau pertambangan yang gak ada sinyal GSM, ada beberapa yang mengoperasikan OpenBTS, cuma diam-diam,” tuturnya.[HBS]