Telset.id – OpenAI telah menandatangani kesepakatan multi-tahun senilai $38 miliar dengan Amazon Web Services (AWS) untuk membeli infrastruktur cloud guna melatih model AI dan melayani penggunanya. Kesepakatan strategis ini menandai babak baru dalam persaingan cloud computing dan kecerdasan buatan, dengan OpenAI kini menjadi pusat kemitraan dengan berbagai pemain industri termasuk Google, Oracle, Nvidia, dan AMD.
Yang membuat kesepakatan AWS ini begitu mencolok adalah fakta bahwa OpenAI sebelumnya mengandalkan kemitraan erat dengan Microsoft – pesaing utama Amazon di pasar cloud. Sementara itu, Amazon sendiri merupakan investor utama di Anthropic, salah satu kompetitor kunci OpenAI. Dinamika kompleks ini mencerminkan bagaimana industri AI semakin terjalin, dengan perusahaan saling bermitra sekaligus bersaing.
Patrick Moorhead, analis utama di Moor Insights & Strategy, menyatakan bahwa kesepakatan baru ini menunjukkan bahwa Amazon tidak tertinggal dalam perlombaan AI seperti yang dikhawatirkan banyak pihak. “Banyak orang mengatakan mereka tertinggal, tetapi mereka baru saja menempatkan $38 miliar di papan, yang cukup luar biasa,” ujarnya. Moorhead menambahkan bahwa strategi OpenAI adalah membatasi ketergantungan pada satu penyedia cloud tertentu.
Infrastruktur Kustom dan Kapasitas Besar-besaran
Amazon mengumumkan bahwa mereka sedang membangun infrastruktur khusus untuk OpenAI yang menampilkan dua jenis chip Nvidia – GB200 dan GB300 – yang akan digunakan baik untuk pelatihan maupun inferensi model AI. Perusahaan juga menyatakan bahwa kesepakatan ini akan memberikan OpenAI akses ke “ratusan ribu GPU NVIDIA mutakhir, dengan kemampuan untuk memperluas hingga puluhan juta CPU guna menskalakan workload agentik dengan cepat.”
OpenAI dan pemain AI lainnya tampaknya meyakini bahwa AI agentik akan menjadi semakin penting seiring dengan adopsi alat AI yang lebih luas oleh pengguna untuk menavigasi web. “Menskalakan AI frontier membutuhkan komputasi yang masif dan andal,” kata Sam Altman, co-founder dan CEO OpenAI, dalam pengumuman tersebut.
Baca Juga:
Kesepakatan bernilai miliaran dolar ini terjadi di tengah kekhawatiran banyak pihak tentang adanya gelembung AI. Menurut laporan jurnalis keuangan Derek Thompson, antara 2026 dan 2027, perusahaan-perusahaan diproyeksikan akan menghabiskan lebih dari $500 miliar untuk infrastruktur AI di AS saja. Namun Moorhead meyakini bahwa perusahaan teknologi besar dan startup AI memiliki kebutuhan nyata akan kapasitas lebih dan melihat jalan untuk mengubah komputasi menjadi keuntungan.
Strategi diversifikasi penyedia cloud OpenAI mencerminkan pendekatan yang lebih hati-hati dalam mengelola risiko infrastruktur. Seperti yang diungkapkan Moorhead, “OpenAI melakukan deployment dengan hampir semua orang saat ini.” Pendekatan ini sejalan dengan upaya OpenAI untuk mengurangi ketergantungan pada pihak eksternal dalam pengembangan teknologi intinya.
Lanskap Persaingan yang Semakin Kompleks
Persaingan di industri AI semakin memanas dengan Amazon dan Microsoft yang kini mengembangkan model AI mereka sendiri untuk bersaing dengan startup seperti OpenAI. Dinamika ini menciptakan lanskap bisnis yang unik di mana perusahaan saling bermitra sekaligus bersaing. Amazon, melalui AWS, menyediakan infrastruktur untuk OpenAI sementara juga mendukung Anthropic, dan mengembangkan solusi AI proprietary mereka sendiri.
Perkembangan terbaru ini terjadi bersamaan dengan pengumuman OpenAI minggu lalu bahwa mereka akan mengadopsi struktur for-profit baru yang memungkinkan mereka mengumpulkan lebih banyak modal. Meskipun perusahaan masih dikendalikan oleh nirlaba, lengan for-profit-nya telah menjadi public-benefit corporation. Restrukturisasi ini menunjukkan kebutuhan pendanaan besar-besaran untuk bersaing dalam persaingan AI yang semakin ketat di berbagai sektor.
Kesepakatan AWS-OpenAI juga menandai pergeseran strategis dalam hubungan antara raksasa teknologi. Sementara Microsoft tetap menjadi mitra penting OpenAI, diversifikasi ke AWS menunjukkan bahwa OpenAI tidak ingin bergantung sepenuhnya pada satu penyedia cloud. Pendekatan multi-vendor ini menjadi semakin umum di antara perusahaan teknologi besar yang ingin mengoptimalkan biaya dan mengurangi risiko ketergantungan pada satu pemasok.
Industri cloud computing sendiri sedang mengalami transformasi signifikan dengan permintaan akan kapasitas komputasi AI yang melonjak. Penyedia cloud seperti AWS harus berinvestasi besar-besaran dalam infrastruktur baru untuk memenuhi kebutuhan pelatihan model AI yang semakin kompleks. Tren ini terlihat jelas dalam komitmen Amazon untuk menyediakan akses ke ratusan ribu GPU NVIDIA mutakhir bagi OpenAI.
Perkembangan infrastruktur AI skala besar ini juga menimbulkan pertanyaan tentang keberlanjutan dan efisiensi energi. Namun, dengan proyeksi pengeluaran $500 miliar untuk infrastruktur AI dalam beberapa tahun mendatang, industri tampaknya yakin bahwa investasi besar-besaran ini akan terbayarkan melalui inovasi dan adopsi AI yang lebih luas di berbagai sektor ekonomi.

                                    