NVIDIA Dilarang Jual Chip H20 ke China Tanpa Izin AS

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id – Pemerintah Amerika Serikat baru saja mengeluarkan aturan ketat yang memaksa NVIDIA untuk mengantongi izin khusus sebelum mengekspor chip H20 ke China. Keputusan ini bukan hanya memengaruhi pasar teknologi Tiongkok daratan, tetapi juga wilayah administratif khusus seperti Hong Kong dan Macau. Lantas, apa dampaknya bagi industri AI global?

Menurut dokumen resmi yang diajukan NVIDIA ke Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC), aturan baru ini berlaku untuk semua produk yang memenuhi standar kinerja tertentu—termasuk chip H20 yang saat ini menjadi prosesor paling canggih yang masih boleh dijual ke pasar internasional. Alasan di balik kebijakan ini jelas: Washington khawatir teknologi tersebut akan digunakan untuk pengembangan superkomputer militer atau riset AI yang berpotensi mengancam keamanan nasional.

Dampak Langsung pada NVIDIA

Kebijakan ini datang di saat NVIDIA sedang berusaha mempertahankan pelanggan di China—pasar yang menyumbang sekitar 20% dari pendapatan perusahaan. Padahal, pekan lalu sempat beredar kabar bahwa pembatasan ekspor akan dilonggarkan. Nyatanya, SEC dengan tegas menyatakan bahwa persyaratan lisensi ini berlaku “untuk waktu yang tidak terbatas”.

Akibatnya, NVIDIA memperkirakan kerugian mencapai $5,5 miliar akibat penumpukan stok chip H20 dan komitmen pembelian yang kini terhambat. “Ini pukulan telak bagi strategi ekspor mereka,” kata seorang analis industri yang enggan disebutkan namanya. “H20 adalah andalan NVIDIA untuk mempertahankan dominasi di sektor AI China.”

Efek Berantai ke Industri Teknologi

Larangan ini bukan hanya soal NVIDIA. Perusahaan-perusahaan China seperti Huawei dan Alibaba Cloud yang mengandalkan chip H20 untuk pelatihan model AI besar (LLM) terpaksa mencari alternatif—entah dengan mengembangkan prosesor mandiri atau beralih ke pemasok lain seperti AMD. Namun, jalan itu tidak mudah. “Tidak ada yang bisa menggantikan performa H20 dalam waktu dekat,” ujar insinyur di sebuah startup AI Beijing.

Yang menarik, aturan ini juga mencakup negara-negara dengan designation D:5—kode untuk negara yang terkena embargo senjata AS. Artinya, NVIDIA harus lebih selektif dalam memetakan risiko geopolitik dari setiap transaksi ekspornya.

Pertanyaannya sekarang: apakah langkah AS ini akan memicu perlombaan senjata teknologi yang lebih panas? Atau justru menjadi katalis bagi China untuk mempercepat kemandirian semikonduktornya? Jawabannya mungkin baru kita lihat dalam 2-3 tahun ke depan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI