Telset.id, Jakarta – Tesla menjadi produsen mobil pertama asal AS dengan nilai saham mencapai USD 100 miliar atau Rp 1.365 triliun yang masuk dalam daftar perpanjangan perdagangan. Hal itu sebagai tanda kepercayaan Wall Street dalam masa depan serba listrik.
Tonggak sejarah tersebut terjadi kurang dari sebulan setelah saham Tesla mencapai harga USD 420 atau sekitar Rp 5,7 juta per lembar. CEO Tesla, Elon Musk bahkan pernah mencuit di Twitter bahwa Tesla akan menjadi perusahaan pribadi.
Kala itu, Agustus 2018, saham Tesla masih diperdagangkan di pertengahan USD 330 atau Rp 4,5 jutaan per lembar. Namun, apa yang disampaikan Musk di Twitter menjadi polemik. Ia kemudian harus menyerah di bawah tekanan para investor dan masalah regulasi.
{Baca juga: Seperti Film Knight Rider, Mobil Tesla Bisa Berbicara}
Sekadar informasi, saham Tesla terakhir naik 1,4 persen di angkar USD 555 atau Rp 7,5 jutaan per lembar, membukukan keuntungan 7,2 persen selama perdagangan ketika broker New Street Research menaikkan target harga menjadi USD 800 Rp 10,9 jutaan per lembar.
Nilai pasar Tesla juga melesat, membuat Musk selangkah lebih dekat untuk mendapatkan tranche alias portfolio sekuritas opsi pertama senilai USD 346 juta atau sekira Rp 4,7 triliun dalam paket pembayaran yang memecahkan rekor perdagangan.
{Baca juga: Saham Melejit, Valuasi Tesla Jadi Rp 1.115 Triliun}
Dikutip Telset.id dari Reuters, Rabu (22/01/2020), penilaian saham Rp 1.365 triliun bernilai tetap untuk rata-rata satu bulan dan enam bulan guna memicu vesting pertama dari 12 tahapan opsi yang diberikan kepada Musk untuk membeli saham.
Tesla, yang sudah bernilai lebih dari gabungan Ford Motor dan General Motors, telah melihat sahamnya lebih dari dua kali lipat dalam tiga bulan terakhir, didorong oleh laba kuartalan yang langka pada Oktober 2019 lalu berkat pabrik di China. (SN/MF)
