Telset.id, Jakarta – Tanpa disadari, otak manusia yang “tumbuh” di laboratorium berpotensi menjadi sesuatu yang menakutkan. Para ilmuwan khawatir otak manusia yang dikembangkan di laboratorium bisa hidup tanpa mempunyai tubuh.
Para peneliti Green Neuroscience Lab menyatakan, meskipun tidak ada yang membuktikan bahwa otak yang tumbuh di laboratorium adalah makhluk hidup, tetap ada risiko besar yang mungkin timbul. Mereka pun mewanti-wanti.
{Baca juga: Peneliti Pakai Sinyal Otak untuk Kendalikan Robot}
Gumpalan jaringan sering disebut sebagai otak-mini atau “organoids”. Diperlukan lebih banyak pengujian untuk membuktikan perasaannya. Otak mini hanya seukuran kacang polong dan memiliki pola gelombang mirip bayi prematur.
Seperti dikutip Telset.id dari New York Post, Rabu (23/10/2019), banyak ilmuwan percaya otak mini memiliki potensi untuk mengubah obat-obatan. Namun demikian, garis antara penelitian medis dan eksperimen manusia masih tidak jelas.
Elan Ohayon, direktur Green Neuroscience Laboratory, mengatakan, ada kemungkinan organoid berubah menjadi makhluk hidup. “Kami tidak ingin orang melakukan penelitian tapi ada potensi untuk sesuatu yang menderita,” ucapnya.
Para peneliti akan menyampaikan pidato tentang risiko menggunakan otak mini untuk eksperimen di Society for Neuroscience di Chicago, Amerika Serikat. Butuh lebih banyak perdebatan sebelum benjolan otak terus tumbuh di laboratorium.
{Baca juga: Bikin Merinding! Ilmuwan Berhasil Kloning Seekor Kera}
Penelitian mengungkap, mempelajari otak manusia secara langsung memang sangat sulit. Kendati begitu, organoid memungkinkan bagi para ilmuwan untuk melakukan penelitian yang tak ternilai ke dalam kondisi seperti skizofrenia dan autisme. [SN/HBS]
Sumber: NY Post