Netflix Kuasai Pasar Streaming di Tengah Perang Dagang yang Hantam Raksasa Teknologi

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id – Di tengah gejolak ekonomi global yang dipicu oleh kebijakan perdagangan Presiden Donald Trump, Netflix justru mencatatkan pertumbuhan yang mengesankan. Laporan kuartal pertama 2025 menunjukkan perusahaan streaming ini tetap menjadi pengecualian di tengah anjloknya nilai pasar perusahaan teknologi lainnya. Bagaimana Netflix bertahan—bahkan berkembang—di tengah badai ekonomi?

Netflix membukukan pendapatan $10,54 miliar pada kuartal pertama 2025, naik 13% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Laba bersihnya melonjak 24% menjadi $2,9 miliar, mengalahkan perkiraan analis. Angka-angka ini memperkuat posisi Netflix sebagai raksasa streaming yang tak tergoyahkan, meski perusahaan memutuskan untuk tidak lagi merilis data jumlah pelanggan per kuartal—kebijakan baru yang mulai berlaku tahun ini.

Strategi Netflix di Tengah Ketidakpastian Ekonomi

Netflix mengandalkan dua pilar utama untuk mempertahankan pertumbuhannya: diversifikasi pendapatan melalui iklan dan fokus pada nilai hiburan rumah. Versi beriklan dari layanannya, yang diluncurkan dengan harga $8 per bulan di AS, menjadi pendorong utama pertumbuhan pelanggan tahun lalu. “Dalam ekonomi yang sulit, nilai hiburan rumah sangat penting bagi konsumen,” ujar Ted Sarandos, salah satu CEO Netflix.

Perusahaan juga terhindar dari dampak langsung perang dagang Trump, yang sejak 2 April 2025 memberlakukan tarif impor besar-besaran. Banyak perusahaan teknologi yang bergantung pada rantai pasokan global terpukul kebijakan ini, tetapi model bisnis Netflix—yang berbasis konten digital—tidak terpengaruh. Saham Netflix pun naik 9% sepanjang tahun ini, sementara kompetitornya terjun bebas.

Ancaman di Balik Kesuksesan

Meski tampak tangguh, Netflix tidak sepenuhnya kebal. Jika perang dagang memicu resesi atau inflasi tinggi, konsumen mungkin akan memangkas pengeluaran untuk layanan streaming. Selain itu, perlambatan belanja iklan bisa menghambat ambisi Netflix untuk memperluas pendapatan non-subscription.

Namun, Greg Peters, Co-CEO Netflix, menyatakan optimisme. “Berdasarkan operasional bisnis saat ini, tidak ada tanda-tanda signifikan yang perlu dikhawatirkan,” katanya dalam konferensi pers. Netflix juga mempertahankan proyeksi pendapatan tahunan sebesar $44 miliar, tumbuh 13% dari 2024.

Andrew Rocco, analis Zacks Investment Research, menyimpulkan, “Netflix tetap menjadi bintang di tengah volatilitas sektor teknologi.” Sahamnya pun merespons positif, naik 3% dalam perdagangan setelah laporan dirilis.

Lantas, apakah Netflix benar-benar kebal dari gejolak ekonomi? Atau ini hanya ketenangan sebelum badai? Yang pasti, untuk saat ini, raksasa streaming ini masih berdiri tegak—sementara yang lain terjungkal.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI