Telset.id, Jakarta – NASA menyewa perusahaan swasta untuk menambang di Bulan. Mereka ingin membeli hasil tambang batu, tanah, dan bahan lainnya guna memacu ekstraksi swasta dari luar angkasa.
Administrator NASA, Jim Bridenstine, mengatakan, rencana itu tidak akan melanggar perjanjian 1967 yang menyatakan bahwa benda langit dan ruang angkasa dibebaskan dari klaim kepemilikan nasional.
{Baca juga: Soal Misi ke Bulan, NASA “Pasrah” pada Bezos dan Musk}
Inisiatif tersebut menargetkan perusahaan yang berencana mengirim robot untuk menambang sumber daya Bulan sebagai bagian dari tujuan NASA menetapkan apa yang disebut sebagai “norma perilaku”.
Dikutip Telset.id dari New York Post, Minggu (13/9/2020), NASA memandang sumber daya yang ditambang sebagai milik perusahaan. Bahan yang ditambang akan secara mutlak menjadi milik NASA.
Di bawah program Artemis NASA, pemerintahan Presiden Donald Trump membayangkan kembalinya astronot AS ke Bulan pada 2024. Misi tersebut sebagai pendahulu perjalanan manusia ke Mars.
“Intinya, kami akan membeli beberapa tanah Bulan untuk menunjukkan bahwa eksplorasi di luar angkasa bisa dilakukan,” terang Bridenstine dalam acara yang diselenggarakan oleh Secure World Foundation.
{Baca juga: NASA Temukan Pegunungan Misterius di Mars}
Mei 2020, NASA menyiapkan panggung untuk debat global tentang prinsip-prinsip dasar yang mengatur bagaimana orang akan hidup dan bekerja di Bulan untuk eksplorasi bernama Persetujuan Artemis.
Sebelumnya, Mars Reconnaissance Orbiter milik NASA mengambil gambar dari permukaan Mars pada bulan lalu, yang sontak membuat para peneliti bingung. Pasalnya, tampak sebuah pegunungan misterius di Mars.
NASA sendiri, seperti diketahui, telah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mengamati serta menjelajahi planet merah. Kali ini, mereka mendapati ada sesuatu yang menyerupai punggung bukit yang berdiri tinggi.
Gambar yang diambil menggunakan kamera HiRise Context tersebut ditingkatkan dalam hal warna untuk membantu para peneliti menghubungkan unit batuan di Mars. [SN/HBS]